Kajian Subsidi BBM Tepat Sasaran Terus Berlanjut
JAKARTA, NusaBali.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia masih melakukan kajian mendalam mengenai formulasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang tepat sasaran bagi masyarakat. Salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah pemberian subsidi langsung kepada kelompok yang berhak.
Dalam pernyataan resminya, Bahlil menjelaskan bahwa dirinya ditunjuk oleh Presiden Prabowo sebagai Ketua Tim Khusus Subsidi untuk mengoptimalkan dan mempercepat kajian ini. "Pemerintah masih membahas beberapa langkah terkait subsidi tepat sasaran, dan kami sedang merumuskan kebijakan ini. Dalam waktu dekat, kami akan melaporkan hasil kajian ini kepada Presiden sebagai bahan referensi untuk keputusan selanjutnya," kata Bahlil dalam pernyataan resmi pada Jumat (1/11/2024).
Pentingnya peninjauan yang cermat terkait kebijakan subsidi ini ditekankan oleh Bahlil, mengingat dampaknya yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Menurutnya, pemerintah tidak ingin subsidi jatuh ke tangan kelompok yang tidak berhak. "Kami sedang menghitung tentang subsidi yang tepat sasaran. Data yang kami gunakan harus akurat, dan kami perlu memastikan siapa saja yang berhak menerima subsidi ini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Bahlil menyebutkan bahwa beberapa skema subsidi tengah dipertimbangkan, termasuk opsi subsidi langsung kepada masyarakat. "Ada beberapa formula yang sedang kami kaji. Jika kajian ini selesai, kami akan segera melaporkannya kepada Presiden," tambahnya.
Pemerintah juga telah menetapkan alokasi anggaran subsidi energi untuk tahun anggaran 2025 mendatang, dengan fokus utama pada BBM dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). Berdasarkan hasil rapat kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI pada 27 Agustus 2024, alokasi volume BBM bersubsidi untuk tahun 2025 mencapai 19,41 juta kiloliter (KL), yang terdiri dari minyak tanah sebesar 0,52 juta KL dan minyak solar sebesar 18,89 juta KL. Sementara itu, untuk LPG 3 kg, pemerintah mengalokasikan volume sebesar 8,2 juta metrik ton.
Dengan harapan bahwa skema subsidi yang lebih tepat sasaran dapat mendorong efisiensi anggaran, pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa bantuan negara benar-benar dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.
1
Komentar