Membangun Ekosistem Swasembada Pangan
JAKARTA, (ANTARA) - Tekad Presiden Prabowo yang disampaikan saat pelantikan Kabinet Merah Putih untuk mewujudkan swasembada pangan dalam tempo sesingkat-singkatnya layak diapresiasi. Swasembada pangan dipandang sebagai pilar utama dalam mendukung kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteraan bangsa.
Keterlibatan Peneliti
Meski sudah berada di jalur yang benar, keberhasilan swasembada pangan masih membutuhkan keterlibatan yang lebih sistematis dari para peneliti di BRIN, mengingat target ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian yang sangat ambisius.
Salah satu targetnya adalah mencetak 3 juta hektare sawah baru secara bertahap dalam tiga tahun ke depan.
Selain itu, teknologi digital, seperti sensor IoT (Internet of Things), kini juga memainkan peran krusial dalam mendukung pertanian. Sensor-sensor ini dapat digunakan untuk memantau kondisi tanah, cuaca, dan kesehatan tanaman secara real-time.
Dengan data yang akurat, petani bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, mulai dari waktu tanam hingga penggunaan pupuk yang sesuai sehingga semua proses pertanian berjalan secara presisi.
Dari perspektif keberlanjutan lingkungan, praktik seperti pertanian regeneratif yang menekankan pada pelestarian tanah dan air menjadi semakin penting. Ini sejalan dengan konsep “asta usaha tani” yang tidak hanya menekankan pada produktivitas jangka pendek tetapi juga keberlanjutan jangka panjang.
Para peneliti sebaiknya lebih dilibatkan dalam memastikan “asta usaha tani” dapat terlaksana dengan baik demi tercapainya swasembada pangan yang menyeluruh.
Asta usaha tani ini, yang merupakan pengembangan dari panca dan sapta usaha tani, meliputi: 1) penggunaan benih unggul, 2) pengolahan lahan, 3) irigasi atau ketercukupan air, 4) pemupukan berimbang, 5) pengendalian hama dan penyakit, 6) penanganan pascapanen, 7) distribusi dan pemasaran hasil, dan 8) mekanisasi dan modernisasi pertanian dari hulu hingga hilir.
Dengan implementasi asta usaha tani, BRIN dapat berkontribusi membangun empat ekosistem riset untuk mendukung swasembada pangan: 1) memperkuat riset benih unggul dan perbanyakan benih serta pengendalian hama dan penyakit di Pusat Riset Tanaman Pangan, 2) mendirikan Pusat Riset Sumberdaya Lahan Pertanian yang mendukung riset pengelolaan dan pengolahan tanah, irigasi, dan pemupukan berimbang, 3) memperkuat pusat riset yang para penelitinya memiliki kepakaran di bidang pascapanen atau bahkan membangun pusat riset pascapanen pertanian, dan 4) memperkuat pusat riset yang para penelitinya memiliki kepakaran di bidang mekanisasi pertanian atau bahkan membangun pusat riset mekanisasi dan modernisasi pertanian.
Di masa sebelum integrasi dengan BRIN, para peneliti dengan kepakaran tersebut tersebut di atas umumnya berada di lembaga penelitian setara eselon dua seperti Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Balai Besar Pascapanen Pertanian, dan Balai Besar Mekanisasi Pertanain.
Ketika ekosistem swasembada pangan ini terbentuk, cita-cita Presiden Prabowo dan bangsa ini untuk mewujudkan swasembada pangan bukan sekadar mimpi di siang bolong, tetapi sebuah visi yang dapat diwujudkan untuk kesejahteraan bangsa yang diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Oleh Dr. Destika Cahyana, SP, M.Sc., Peneliti di Pusat Riset Tanaman Pangan, BRIN
1
2
Komentar