Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur Meletus, 9 Warga Meninggal Dunia
FLORES TIMUR, NusaBali.com – Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu (3/11/2024) pukul 23.57 WITA, menelan korban jiwa. Berdasarkan laporan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Flores Timur, hingga Senin pagi, sebanyak sembilan orang dilaporkan meninggal dunia.
.
Kepala Dinas Kominfo Flores Timur, Hery Lamawuran, mengungkapkan bahwa letusan Gunung Lewotobi disertai lontaran material padat yang mengenai warga setempat. Selain korban jiwa, erupsi ini menyebabkan kerusakan infrastruktur. Sejumlah rumah dan bangunan, termasuk sekolah, terbakar dan hancur akibat terjangan material vulkanik. “Belum ada data resmi tentang jumlah rumah dan bangunan yang rusak, tetapi satu sekolah dilaporkan terbakar,” ujar Hery Lamawuran.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur menyebutkan ada tujuh desa terdampak di Kecamatan Wulanggitang, termasuk Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, dan Nawokote. Warga dari desa-desa tersebut telah diungsikan ke tempat yang lebih aman, dengan fasilitas penampungan darurat disiapkan di beberapa desa sekitar.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah meningkatkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas) sejak Minggu (3/11/2024) malam. Kepala Badan Geologi, M. Wafid, menjelaskan peningkatan status ini didasari oleh aktivitas vulkanik yang meningkat signifikan sejak akhir Oktober.
“Kami merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tujuh kilometer dari puncak gunung,” tegas Wafid dalam pernyataan resminya.
Evakuasi dan Tindakan Pencegahan
Sebagai upaya pencegahan, BPBD Flores Timur bersama tim SAR terus melakukan evakuasi warga dari area berbahaya. Lebih dari 10.000 warga dilaporkan terdampak, dengan sebagian besar telah dipindahkan ke lokasi pengungsian di gedung sekolah dan fasilitas lain di luar zona bahaya. Hingga Senin siang, data BNPB mencatat sekitar 10.295 jiwa dari beberapa desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura telah diungsikan.
Pengamatan dari Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Pululera menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik dalam bentuk gempa vulkanik dan pergerakan lava yang lambat di lereng timur laut gunung. Citra satelit Sentinel 2 mengindikasikan potensi lahar di area utara dan timur kawah, dan lava yang terpantau sejauh 4,3 kilometer dari puncak.
“Potensi lahar dingin dapat terjadi pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi, terutama jika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah ini,” jelas Wafid, memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bencana susulan.
Erupsi ini tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dan durasi sekitar tiga menit. Sebelumnya, pada Jumat (1/11), Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami erupsi yang menghasilkan kolom abu hingga 2.000 meter.
Bantuan logistik dan medis mulai didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak. Pemerintah Kabupaten Flores Timur berkoordinasi dengan BNPB, TNI, Polri, dan relawan untuk memastikan keselamatan warga serta mengurangi dampak dari erupsi lanjutan.
Hingga kini, tim tanggap darurat di lapangan terus memantau perkembangan situasi sembari mendata lebih lanjut kerusakan yang terjadi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang, mengingat aktivitas vulkanik masih berpotensi meningkat.*ant
1
Komentar