Erupsi Gunung Lewotobi, 10 Meninggal
6 Penerbangan dari Bandara Ngurah Rai ke Labuan Bajo Batal
Penutupan sementara beberapa rute penerbangan sebagai antisipasi untuk menjaga keselamatan penumpang dan kru pesawat dari kemungkinan dampak abu vulkanik
KUPANG, NusaBali
Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi pada, Minggu (3/11) tengah malam. Letusan ini juga berdampak pada terganggunya sejumlah jadwal penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Sementara hingga Senin sore kemarin korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat sebanyak 10 orang.
PGS General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ibnu Solikin menyampaikan bahwa hingga Senin sore, setidaknya terdapat tiga penerbangan keberangkatan dan tiga kedatangan yang terdampak, dengan seluruhnya berhubungan dengan rute Labuan Bajo. Enam penerbangan tersebut dijadwalkan dalam rentang waktu pukul 11.45 hingga 18.55 Wita. Penutupan sementara beberapa rute ini dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk menjaga keselamatan penumpang dan kru pesawat dari kemungkinan dampak abu vulkanik yang menyebar akibat erupsi.
“Hingga Senin sore, setidaknya ada tiga penerbangan keberangkatan dan tiga kedatangan yang seluruhnya tujuan dan menuju ke Labuan Bajo, tidak dapat mengudara,” ungkapnya, Senin malam.
Ibnu Solikin menjelaskan pihak bandara dan maskapai terus melakukan koordinasi dan pemantauan bersama pihak terkait, termasuk BMKG dan Kementerian Perhubungan, untuk memantau perkembangan kondisi alam di sekitar Gunung Lewotobi. “Kami akan terus memperbarui perkembangan situasi ini dan berharap kondisi dapat segera kembali normal sehingga seluruh operasional penerbangan bisa berjalan seperti semula,” ujar Ibnu.
Sebagai respons atas kondisi ini, maskapai penerbangan memberikan opsi bagi penumpang yang terdampak, termasuk pengembalian dana (refund), penjadwalan ulang (reschedule), atau pengaturan rute ulang (re-route) untuk tujuan lain. Ibnu juga menyampaikan bahwa pihak bandara berupaya memberikan layanan maksimal kepada penumpang yang terdampak dan memastikan kenyamanan selama penundaan ini berlangsung.
Sebagai informasi, Gunung Lewotobi Laki-Laki adalah salah satu gunung berapi aktif di Flores Timur, yang sering menunjukkan aktivitas vulkanik. Meskipun jaraknya cukup jauh dari Bandara Ngurah Rai, penyebaran abu vulkanik dapat mengancam keselamatan penerbangan, sehingga kewaspadaan tetap dijaga. Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT mengalami erupsi pada, Minggu (3/11) tengah malam, yakni pukul 23.57 Wita. Bencana ini menimbulkan setidaknya 10 korban jiwa, dan sejumlah kerusakan rumah dan gedung yang tepat berada di bawah kaki gunung tersebut.
Foto: Suasana jalan dan rumah penduduk terdampak material vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/11). -ANTARA
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Flores Timur Avelina Hallan mengatakan terkait desa yang terdampak erupsi berjumlah enam desa yang ada di Kecamatan Wulanggitang. Yakni Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Boru, Boru Kedang dan desa Pululera serta satu desa di Kecamatan Ile Bura yakni Dulipali.
Dia juga menambahkan bahwa saat ini warga juga sudah diungsikan ke tiga desa yakni desa Konga, Lewolaga, Bokang di Kecamatan Titehena. “Tenda-tenda untuk pengungsi juga sudah didirikan untuk menampung para pengungsi,” ujar dia. Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Flores Timur Fredy Moat Aeng
Menyampaikan korban meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki sebanyak 10 orang. "Jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi sebanyak 10 orang. Korban meninggal ini yang sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan," kata Fredy Moat Aeng, Senin kemarin. Menurut dia, korban meninggal dunia umumnya karena tertimpa batu berukuran besar dari puncak gunung dan menembus atap rumah warga.
Dia mengatakan belum dapat dipastikan kerugian akibat kejadian tersebut karena para petugas masih fokus melakukan pencarian korban pada bangunan-bangunan yang rusak. Sebanyak 168 personel gabungan dilibatkan dan diterjunkan untuk membantu mengevakuasi para korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy kepada wartawan di Kupang, Senin mengatakan bahwa jumlah tersebut terdiri atas Polres Flores Timur berjumlah 25 orang, Brimob 25 orang dan Polsek 15 orang. “Selain itu dilibatkan juga personel dari TNI, Tagana serta relawan,” katanya. Kombes Ariasandy mengatakan bahwa Polres Flores Timur (Flotim) sendiri berperan penting dalam upaya penanganan dan evakuasi korban erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki yang terjadi di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu tengah malam.
Dia juga mengatakan bahwa keterlibatan aktif Polres Flores Timur dalam mengevakuasi warga terdampak erupsi dan membersihkan akses jalan di desa-desa yang terkena dampak, termasuk Desa Hokeng Jaya di Kecamatan Wulanggitang. “Dalam proses evakuasi, tim berfokus untuk memastikan keselamatan warga,” ujar dia.
Foto: Petugas SAR gabungan melakukan evakuasi korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. - ANTARA
Kepala Kantor Basarnas Maumere Supriyanto Ridwan dalam keterangannya mengatakan berdasarkan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur hingga pukul 17.00 Wita kemarin terdapat sebanyak 1.403 warga yang mengungsi akibat peristiwa tersebut. Para pengungsi berada di dua titik pengungsian yakni di pengungsian Desa Bokang sebanyak 616 orang dan Desa Konga sebanyak 787 orang.
Sebelumnya, Supriyanto Ridwan menjelaskan terdapat sebanyak tiga kecamatan yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur. Adapun wilayah terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yakni Kecamatan Wulanggitang sebanyak enam desa di antaranya Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, dan Boru Kedang.
Lebih lanjut Kecamatan Ile Bura sebanyak empat desa yakni Desa Dulipali, Nobo, Nurabelen dan Riang Rita serta Kecamatan Titehena sebanyak empat desa yakni Desa Konga, Kobasoma, Bokang Wolomatang, dan Watowara. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Flores Timur, telah menetapkan status tanggap darurat pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan pada rumah dan gedung di daerah itu pada Senin (4/11) dinihari.
Sementara Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia Cabang Kupang melaporkan ada empat bandara di Pulau Flores, NTT tidak beroperasi sementara akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang mengakibatkan 10 orang meninggal dunia. “Ada empat bandara yang ditutup dengan adanya erupsi Gunung Lewotobi,” kata General Manager Airnav Cabang Kupang I Nyoman Oka Wiraman saat dihubungi di Kupang, Senin kemarin.
Empat bandara yang ditutup sementara itu adalah Bandara H Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende, Soa Bajawa, Gewayantana Larantuka dan Bandara Frans Seda Maumere Kabupaten Sikka. Untuk Bandara Frans Seda Maumere menurut dia, sudah tidak beroperasi selama kurang lebih dua bulan lebih sebagai dampak dari erupsi gunung tersebut.
Kemudian tiga bandara lainnya diputuskan tidak beroperasi sementara setelah adanya surat dari pihak maskapai yakni Wings Air yang membatalkan sejumlah penerbangan ke tiga lokasi tersebut. Ia mengatakan, pihak maskapai khawatir adanya debu vulkanik berdampak pada keselamatan penerbangan. Sementara Kepala Bandara Ende Patah Atabri dihubungi dari Kupang mengatakan pada dasarnya Bandara Ende tidak melakukan penutupan, namun maskapai yang membatalkan penerbangan ke Ende karena erupsi. 7 ol3, ant
1
Komentar