Membangun Kemandirian Anak Panti Asuhan di Bali melalui Sekolah Khusus Keterampilan
Sekolah Khusus Keterampilan
Panti Asuhan
Kemandirian
Universitas Pendidikan Ganesha
Wayan Mahardika Prasetya Wiratama, S.Pd., M.Pd
Undiksha
Pengabdian Kepada Masyarakat
SINGARAJA, NusaBali.com – Panti asuhan bukan hanya sekadar tempat perlindungan bagi anak-anak yang kehilangan orang tua atau tidak memiliki tempat tinggal, tetapi juga harus menjadi sarana pembekalan hidup mandiri bagi mereka. Sayangnya, keterbatasan dana dan fasilitas membuat banyak panti asuhan di Bali kesulitan dalam menyediakan kebutuhan dasar yang memadai bagi anak-anak yang mereka asuh.
Hal ini disampaikan oleh Wayan Mahardika Prasetya Wiratama, S.Pd., M.Pd., dosen Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dan selaku ketua Tim Pengabdian Masyarakat.
Wayan Mahardika menjelaskan bahwa sebagian besar panti asuhan di Indonesia, termasuk di Bali, sangat bergantung pada sumbangan masyarakat untuk operasional sehari-hari. Ketergantungan ini membuat mereka rentan terhadap perubahan ekonomi, yang berujung pada kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan pendidikan bagi anak-anak di panti.
“Permasalahan di panti asuhan tidak hanya pada aspek kebutuhan pokok, tetapi juga pada kesenjangan pendidikan yang berdampak pada kesulitan ekonomi jangka panjang. Karena itu, diperlukan adanya program pengembangan keterampilan yang komprehensif agar anak-anak panti asuhan dapat lebih mandiri,” ujar Wayan Mahardika, Senin (4/11/2024).
Menjawab tantangan tersebut, Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) melalui program pengabdian masyarakatnya berupaya menyelesaikan permasalahan yang ada dengan memberikan kesempatan bagi insan peangabdi yang ada di Universitas Pendidikan Ganesha melaksanakan.
Program ini ditindaklanjuti oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Undiksha melalui “Sekolah Khusus Keterampilan Berbasis Higher Order Thinking Skills untuk Pengembangan Keterampilan Kerja Remaja Panti Asuhan sebagai Pondasi Pembentukan Unit Usaha LKSA Dana Punia Singaraja”.
Menurut Wayan Mahardika, program ini merupakan bentuk dukungan nyata bagi panti asuhan yang tidak memiliki fasilitas dan tenaga pengajar khusus untuk keterampilan. “Sekolah keterampilan ini tidak hanya mengajarkan teknik praktis, tetapi juga menanamkan nilai positif dan membangun kepercayaan diri bagi anak-anak. Tujuannya adalah agar mereka memiliki keterampilan untuk memasuki dunia kerja atau bahkan membentuk unit usaha sendiri,” jelasnya.
Program Sekolah Khusus Keterampilan di bawah naungan Tim Pengabdian Masyarakat Undiksha mengajarkan keterampilan sesuai minat dan bakat anak-anak, yang nantinya diharapkan dapat membantu mereka mandiri secara ekonomi. Selain itu, tenaga pengajar berpengalaman juga berperan sebagai pembimbing dan sumber motivasi bagi anak-anak dalam mengasah keterampilan mereka.
“Jika program ini berhasil, sekolah khusus keterampilan ini dapat menjadi pusat pengembangan keterampilan bagi anak-anak di Bali, terutama bagi mereka yang berasal dari panti asuhan dan membutuhkan dukungan tambahan untuk meraih masa depan yang lebih baik,” imbuhnya.
Lebih jauh, DRTPM berkomitmen untuk terus mendukung pengabdian masyarakat yang berdampak positif bagi kelompok masyarakat yang membutuhkan. “Kami berharap bahwa program ini dapat membekali anak-anak panti asuhan dengan keterampilan yang tidak hanya membantu mereka mandiri, tetapi juga menjadikan mereka anggota masyarakat yang produktif,” tutup Wayan Mahardika.
1
Komentar