Ritual Macepuk Diwarnai Karauhan
SEMARAPURA, NusaBali - Ribuan krama mengiringi ritual macepuk Ida Bhatara Pura Agung Kentel Gumi di Kecamatan Banjarangkan, Klungkung dan Pura Pasar Agung Besakih Tohlangkir, Karangasem di catuspata Klungkung, Wraspati Pon Krulut, Kamis (7/11) pagi.
Ritual macepuk yang digelar 10 tahun sekali ini serangkaian karya agung di Pura Kentel Gumi. Dari Pura Kentel Gumi diiringi 48 jempana sedangkan dari Pura Pasar Agung 9 jempana. Belasan krama karauhan saat macepuk.
Prosesi macepuk dimulai pukul 06.00 Wita. Ida Bhatara lunga (berangkat) dari Pura Agung Kentel Gumi melewati Jalan Raya Koripan Tengah ke Jalan Desa Adat Uma Salakan menuju Banjar Adat Losan dan Desa Adat Takmung hingga catuspata Klungkung.
Ida Bhatara dari Pura Pasar Agung lunga menyusuri rute menuju ke catuspata Klungkung, tempat di mana kedua iring-iringan bertemu. Setelah bertemu di catuspata Klungkung, iring-iringan melanjutkan perjalanan bersama menuju Pura Watu Klotok di Desa Tojan, Kecamatan Klungkung. Ketika macepuk berlangsung, belasan krama lanang (laki) dan istri (perempuan) karauhan.
Selesai ritual macepuk dilanjutkan mamarga (berjalan) ke Pura Watu Klotok bersama-sama. Prosesi ritual juga diiringi pementasan Tari Pendet oleh 300-an guru SD, SMP, dan SMA/SMK se-Klungkung. Seusai prosesi di segara Watu Klotok, iring-iringan melanjutkan perjalanan kembali menuju Pura Agung Kentel Gumi.
Rute yang ditempuh melalui Jalan Bypass Ida Bagus Mantra ke perempatan Desa Adat Lepang, Desa Adat Uma Salakan, dan menuju catuspata Desa Banjarangkan. Iring-iringan melanjutkan ke catuspata Desa Adat Tusan untuk prosesi selanjutnya.
Setelah prosesi di catuspata Desa Adat Tusan selesai, Ida Bhatara Pasar Agung dan Ida Bhatara Kentel Gumi kembali menuju Pura Agung Kentel Gumi sebagai akhir dari perjalanan melasti. Manggala Utama Karya Pura Agung Kentel Gumi, Cokorda Gede Brasika Putra, mengatakan prosesi macepuk dilaksanakan setiap 10 tahun sekali.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Karya Panyejeg Jagat Manca Desa, Tawur Panca Bali Krama, dan Ngusaba Jagat Pura Agung Kentel Gumi. Puncak karya pada Purnama Kalima, Saniscara Paing Merakih, Sabtu (16/11). Nyineb pada Buda Pon Medangkungan, Rabu (27/11).
Diisi dengan berbagai ritual dan persembahan untuk memohon agar alam semesta senantiasa seimbang. Sebagai penutup, digelar aci panyejeg jagat, upacara penghormatan terhadap alam dan roh suci agar masyarakat Bali tetap diberkahi kedamaian dan kesejahteraan.
Cokorda Brasika menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat umum dan pengguna jalan atas kemungkinan terjadinya hambatan dan keterlambatan lalu lintas di sepanjang rute yang dilalui. “Semoga dengan dukungan dan pengertian kita bersama, prosesi dapat berjalan dengan lancar dan membawa kebaikan bagi kita semua,” harap Cokorda Brasika. 7 wan
Komentar