Suhu Panas Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada
Fenomena ini umum terjadi sebagai bagian dari masa peralihan musim atau pancaroba, yaitu dari musim kemarau menuju musim hujan.
MANGUPURA, NusaBali
Masyarakat Bali merasakan peningkatan suhu panas, terutama pada siang hari. Banyak warga yang mengeluhkan kondisi ini lantaran menilai tak seperti biasanya. Meski begitu, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyebut peningkatan suhu panas ini merupakan fenomena musiman yang rutin terjadi setiap tahun dan biasanya terasa pada masa peralihan musim atau pancaroba.
Prakirawan Cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar Putu Pradiatma Wahyudi, mengungkapkan saat ini posisi matahari sedang berada di Belahan Bumi Selatan (BBS) dengan puncaknya diprediksi akan terjadi pada 22 Desember mendatang. Kondisi ini mengakibatkan suhu udara menjadi relatif panas, terutama pada siang hari. Fenomena ini dikatakan Wahyudi umum terjadi sebagai bagian dari masa peralihan musim atau pancaroba, yaitu dari musim kemarau menuju musim hujan, di mana pada pagi hingga siang hari udara terasa panas sebelum akhirnya hujan turun pada sore atau malam hari.
Sementara, berdasarkan pengamatan terakhir di Stasiun Geofisika Sanglah pada 7 November 2024, suhu maksimum yang tercatat mencapai 35 derajat celcius. Meskipun terasa cukup panas, suhu tersebut belum masuk dalam kategori ekstrem.
“Tidak ada faktor khusus yang menyebabkan suhu udara panas ini. Ini adalah fenomena musiman yang biasa terjadi setiap tahun akibat siklus gerak semu matahari,” jelas Wahyudi pada Jumat (8/11) siang.
BMKG pusat memprediksi bahwa suhu udara tahun depan akan lebih panas, dengan anomali suhu berkisar antara +0,3 hingga +0,6 derajat celcius pada Mei hingga Juli 2025 di beberapa wilayah seperti Sumatera Selatan, Jawa, NTB, dan NTT. Untuk Bali, lanjut Wahyudi, belum ada prediksi peningkatan suhu ekstrem pada tahun depan. Bahkan, dia mengaku jika kondisi panas di Bali saat ini masih tergolong normal, dengan suhu yang belum mengalami peningkatan sebesar 3 derajat celcius dari rata-rata tahunannya.
Meski begitu, Wahyudi mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kesehatan di tengah cuaca panas ini. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain memastikan asupan air yang cukup untuk menghindari dehidrasi, menggunakan topi, payung, jaket, atau celana panjang saat bepergian di luar rumah untuk melindungi dari paparan sinar matahari langsung. Kemudian menghindari aktivitas berlebihan di luar ruangan antara pukul 11.00 hingga 15.00 Wita karena intensitas radiasi matahari sangat tinggi pada rentang waktu ini, dengan indeks sinar UV yang mencapai kategori high hingga extreme.
Selanjutnya, masyarakat jug diimbau untuk menghindari pembakaran di lahan kosong, kawasan hutan, atau area penampungan sampah karena dapat memicu kebakaran saat cuaca panas. Pemerintah daerah juga disarankan untuk melakukan penyiraman darat di kawasan hutan dan lahan guna mengurangi risiko kebakaran akibat panas matahari.
“BMKG pusat mengingatkan agar masyarakat tetap waspada dan mematuhi anjuran ini, terutama di tengah peningkatan suhu udara yang terjadi setiap tahun akibat faktor alamiah,” imbau Wahyudi. 7 ol3
1
Komentar