Imbas Pilpres AS, Ekspor Produk UMKM Bali Dikhawatikan Terdampak
Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Undiknas
IB Raka Suardana
Pilpres AS
Ekspor Produk
UMKM Bali
Donald Trump
Sejumlah komoditas ekspor Bali ke AS yang terancam yakni komoditas kerajinan dan barang seni hingga produk pertanian dan perikanan.
DENPASAR, NusaBali
Pemilihan Presiden di Amerika Serikat (AS) yang dimenangkan Donald Trump dikhawatirkan berdampak terhadap ekspor Bali ke Negeri Paman Sam tersebut. Kebijakan ekonomi proteksionis yang kemungkinan diterapkan Presiden AS terpilih Donald Trump dikhawatirkan bisa menjadi barrier dari ekspor Bali ke sana.
“Sebab selama ini Donald Trump terkenal dengan kebijakan ekonomi proteksionis, termasuk penerapan tarif tinggi untuk impor,” ujar Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pendidikan Nasional (Undiksnas) IB Raka Suardana, Jumat (9/11).
Menurut Raka Suardana, apabila kebijakan proteksionis itu dilanjutkan, Indonesia termasuk Bali tentunya mungkin menghadapi tantangan dalam perdagangan internasional, khususnya ekspor-impor. Padahal, AS selama ini merupakan salah satu pasar dan tujuan utama ekspor Bali.
Sejumlah komoditas ekspor Bali ke AS, lanjut Raka Suardana, akan terancam dengan kebijakan ekonomi proteksionis tersebut. Antara lain berbagai komoditas kerajinan dan barang seni, seperti funiture, kerajinan kayu, perhiasan dan kopi serta produk pertanian dan perikanan. “Apabila ekspor terganggu, tentu bepengaruh pada pemasukan devisa dan perekonomian secara umum,” katanya.
Untuk itu, Raka Suardana berharap pemerintah segera melakukan antisipasi, dengan pendekatan ataupun lobi-lobi, baik dalam konteks G to G dan juga B to B. “Lobi ini sangat penting, apakah lewat perwakilam diplomatik, konsulat, kamar dagang dan industri dan pemangku kepentingan terkait,” sarannya.
Hal itu menurut Raka Suardana, bersifat urgen. Jangan sampai Bali ‘kehilangan’ pasar yang berkontribusi signifikan. “Data menunjukkan nilai ekspor Bali ke AS memang signifikan,” ujarnya.
Selain itu, upaya lain adalah terus menerus mencari pasar ekspor baru. Salah satunya ke India. China juga potensial, mengingat jumlah besar penduduk Negeri Tirai Bambu tersebut. Persoalannya, China juga dikenal sebagai negeri produsen. “Jadi kalau ke China, mungkin agak susah. Namun tetap harus diusahakan,” kata Raka Suardana.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mengindikasikan AS memang menjadi ‘pembeli’ produk ekspor Bali. Hal itu ditunjukkan nilai ekspor Bali ke AS, dari Januari sampai dengan September 2024, nilai ekspor Bali ke AS tercatat 133.307.627 dolar AS atau 27,43 persen dari total ekspor Bali pada periode tersebut sebesar 482.486.852 dolar AS.
Tidak hanya pada untuk Januari-September 2024, kondisi serupa yakni kumulatif nilai ekspor ke AS sebagai yang terbesar juga terjadi pada periode sama, Januari-September 2023. Ketika itu nilai ekspor Bali ke AS sebesar 128.944.893 dolar AS atau 30,48 persen dari keseluruhan nilai ekspor periode tersebut sebesar 423.107.665 dolar AS.
Di luar AS, ada sembilan negara yang masuk dalam 10 besar tujuan ekspor Bali. Negara tersebut adalah Singapura, Australia, Tiongkok (China), Jepang, Prancis, Jerman, Belanda, Thailand, dan Inggris. Sedangkan ke negara-negara lainnya tidak tercatat secara spesifik, dengan nilai ekspor 137.444.030 dolar AS (28,49 persen) pada Januari-September 2024 dan 136.006.496 dolar AS atau 32,14 persen pada Januari-September 2023. 7 k17
Komentar