nusabali

Pengelola Berharap Pohon Tua ‘Kayu Putih’ Diteliti secara Ilmiah

  • www.nusabali.com-pengelola-berharap-pohon-tua-kayu-putih-diteliti-secara-ilmiah

TABANAN, NusaBali.com - Pohon raksasa Kayu Putih yang tumbuh menyatu dengan Pura Babakan di Desa Adat Bayan, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan menyimpan segudang misteri sekala maupun niskala. Ada beberapa hal yang belum bisa dijawab warga setempat tentang pohon yang disakralkan ini.

Dua pertanyaan yang ingin dijawab warga, khususnya pengelola kawasan wisata secara pasti dan ilmiah adalah jenis pohon dan umurnya. Sejauh ini, pengelola mengaku belum dapat memberikan kepastian soal dua pertanyaan yang kerap ditanyakan wisatawan ini.

“Dari segi penelitian memang sama sekali belum ada. Dulu, kami pernah mengajukan ke Universitas Udayana (Unud) dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Tabanan) tapi belum ada tindak lanjut,” ujar Ketua Pengelola Wisata Kayu Putih I Made Kurna Wijaya kepada NusaBali.com, Jumat (9/11/2024).

Kata Kurna, Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Unud 2023 pernah membantu pengelola menata kawasan wisata. Termasuk di dalamnya menyusun plang deskripsi kawasan wisata yang menjelaskan bahwa pohon Kayu Putih ini bergenus Ficus, semacam pohon ara atau fig tree.

Namun, hal itu dinilai belum cukup tanpa adanya penelitian mendalam. Penelitian yang bisa mengungkap nama ilmiah Kayu Putih sampai ke level spesies. Apalagi, awalnya wisata alam dan spiritual ini dikenal secara internasional tanpa nama spesifik yakni Bayan Ancient Tree (pohon tua dari Bayan).

“Supaya kami di sini bisa menerangkannya lebih jelas. Kalau ada yang bertanya, ini pohon apa, belum pas bisa kami jawab. Kalau secara temurun, ‘Kayu Putih’ itu sebutan dari leluhur kami,” beber Kurna yang juga Panyarikan Pura Babakan ini.

Kemudian, untuk memastikan dari segi usia pohon memang cukup membimbangkan bagi pengelola. Sebab, cara yang biasanya dipakai membaca umur pohon adalah menebang untuk melihat lingkaran tahun. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai kesakralan pohon yang dijaga dari berabad-abad lalu.

“Jangankan menebang, dahannya yang sudah lapuk saja kami tidak berani potong. Kami percaya, ada sesuatu di Kayu Putih,” imbuh Kurna.

Selain itu, Kayu Putih tidak mungkin ditebang hanya untuk mengetahui umur pohon mengingat posisinya sendiri sebagai daya tarik wisata. Jika ada cara lain untuk mengetahui umur pohon tanpa proses pemotongan, akan sangat membantu.

Selama ini, Kayu Putih dipercayai berumur 700 tahun. Angka ini didapat setelah merujuk kepada sejarah kembalinya Pamucuk Desa Adat Bayan kala itu yakni I Gusti Ngurah Bayan ke Kerajaan Perean setelah runtuh dikalahkan Kerajaan Marga pada tahun 1300-an Masehi.

Kayu Putih diyakini ditanam I Gusti Ngurah Bayan untuk melindungi harta pusaka Kerajaan Perean di Desa Adat Bayan. Harta itu dikubur di dekat Pura Babakan kemudian diatasnya ditanami pohon yang kini disebut Kayu Putih. Sehingga, Kerajaan Marga tidak bisa menjarahnya.

“Yang membikin Pura Babakan ini, kembalinya Beliau ke Perean itu tahun 1300 Masehi. Sehingga, diperkirakan umurnya tujuh abad, itu yang baru bisa kami jelaskan,” ungkap Kurna. *rat

Komentar