nusabali

Temu Budaya Subak di Unud, Kemenbud Ajak Akademisi dan Komunitas Rancang Road Map Pelestarian

  • www.nusabali.com-temu-budaya-subak-di-unud-kemenbud-ajak-akademisi-dan-komunitas-rancang-road-map-pelestarian

DENPASAR, NusaBali.com – Kementerian Kebudayaan RI menggelar acara “Temu Budaya Subak” di Universitas Udayana, Senin (11/11/2024). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Subak Spirit Festival yang bertujuan merumuskan langkah-langkah pelestarian sistem irigasi subak sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) untuk lima tahun mendatang.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, mengungkapkan harapannya agar pertemuan ini menghasilkan road map atau peta jalan penyelamatan subak yang konkret. “Kami telah melakukan persiapan sejak Maret 2024 dengan menyusun narasi serta mengidentifikasi berbagai persoalan terkait keberadaan subak,” ujarnya saat membuka acara.

Irini menambahkan bahwa kehadiran pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan ini sejalan dengan visi kemandirian dan ketahanan pangan. Road map yang disusun diharapkan dapat menjadi acuan bersama lintas kementerian, pemerintah daerah Provinsi Bali, dan lima kabupaten dalam lanskap budaya subak, yakni Tabanan, Gianyar, Bangli, Badung, dan Buleleng. Di kawasan ini terdapat lima situs WBD subak, yaitu Pura Ulun Danu, Danau Batur, Lanskap Subak DAS Pakerisan, Lanskap Subak Caturangga Batukaru, dan Pura Taman Ayun.

Irini juga menekankan bahwa road map ini nantinya akan melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari akademisi, seniman, hingga komunitas petani. “Road map ini akan menjadi landasan bagi partisipasi dari semua pihak, baik akademisi, seniman, kalangan petani, maupun masyarakat umum lainnya,” jelasnya.

Rektor Universitas Udayana, Prof I Ketut Sudarsana, turut mengingatkan pentingnya menjaga keberadaan subak dari ancaman alih fungsi lahan akibat dominasi pariwisata di Bali. “Subak adalah local genius masyarakat Bali dan merupakan bagian dari kekayaan budaya nusantara,” tegasnya. 

Universitas Udayana sendiri telah memiliki Laboratorium Subak sebagai pusat penelitian dan pengkajian dalam upaya pelestarian subak.

Temu Budaya Subak ini juga menghadirkan sejumlah tokoh sebagai narasumber, antara lain budayawan Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Gede Sedana selaku Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali, Moe Chiba dari UNESCO, I Made Sarjana yang memimpin Lab Subak dan Agrowisata Fakultas Pertanian Universitas Udayana, serta perwakilan dari Komunitas Petani Muda Keren.

Dengan adanya road map ini, diharapkan sistem subak sebagai warisan budaya dan identitas Bali dapat dilestarikan untuk generasi mendatang dan tidak tergeser oleh perkembangan pariwisata.

Komentar