nusabali

Hasil Analisis Ekosistem WBTB 'Gambuh Batuan' Disosialisasikan

  • www.nusabali.com-hasil-analisis-ekosistem-wbtb-gambuh-batuan-disosialisasikan

GIANYAR, NusaBali - Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV berkolaborasi dengan Mulawali Institute menggelar sosialisasi hasil kegiatan analisis ekosistem Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Tari Gambuh, di Sthala, a Tribute Portfolio Hotel, Jalan Raya Mawang Kelod, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, Selasa (12/11).

Direktur Artistik Mulawali Institute I Wayan Sumahardika menjelaskan kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menjalankan program kerja tahun 2024 Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV. Dijelaskannya, Tari Gambuh termasuk dalam Tiga Genre Tari Bali yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. 

Pada analisis Ekosistem Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Tari Gambuh ini difokuskan pada riset mengenai tata interaksi yang saling menunjang antara pelaku, peserta, lingkungan alam, dan objek-objek pemajuan kebudayaan dalam suatu kawasan tertentu yang membentuk rangkaian rantai-aksi yang menopang berjalannya keseluruhan ekosistem budaya.

"Analisis Ekosistem Warisan Budaya Takbenda ini terdiri dari tahapan penyusunan rancangan riset, survei dan pemetaan pelaku budaya, pengolahan data, dan sosialisasi hasil," jelas penulis, sutradara dan pembuat teater ini.

Hadir Pj Bupati Gianyar yang diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Gianyar Cokorda Gede Bagus Lesmana Tisnu, Kepala Dinas Sosial AA Gede Putrawan, unsur Dinas Kebudayaan Gianyar, Dinas Pendidikan Gianyar, Dinas Pemuda dan Olahraga Gianyar, Diskominfo Gianyar, Dinas Pariwisata, Perbekel Batuan Ari Anggara, Sanggar-sanggar seni (Tri Pusaka Sakti, Kakul Mas, Sekaa Mayasari, Sanggar Satrya Lelana, Sanggar Sunari Wakya, Sekas Semeton) di Desa Batuan, serta undangan terkait.

Tim Riset Mulawali Institute melibatkan 2 akademisi yang juga praktisi kesenian I Putu Bagus Bang Sada Graha Saputra dan Susanta Dwitanaya. "Riset kami lakukan sejak bulan Mei 2024, melalui wawancara seniman tari Gambuh, penyebaran kuisioner dan FGD," jelas Gus Bang.

Salah satu perwakilan Sekaa Gambuh Mayasari Batuan, Nyoman Suwida menyampaikan Gambuh Batuan masih tetap lestari di Desa Batuan. Selain dipentaskan rutin setiap pujawali, seniman tari Gambuh Batuan juga sering diupah pentas ke luar Batuan bahkan luar negeri sehingga menghidupi seniman itu sendiri. 

Namun sayang, dari sisi karawitan saat ini pengrajin Suling Gambuh sudah tidak ada di Desa Batuan. "Pembuat Suling Gambuh sudah tidak ada lagi di Desa Batuan, sudah meninggal. Kami berharap ke depan ada regenerasi dan ini perlu sinergi berbagai pihak untuk merealisasikan. Suling Gambuh ini unik, memiliki panjang 90 cm," ujarnya.7nvi

Komentar