Penataan Pura Ibu Panti Dukuh Telan Rp 2 Miliar, Dua Palinggih Belum Rampung, Rancang Urunan Rp 15 Juta Per KK
MANGUPURA, NusaBali.com – Proyek penataan Pura Ibu Panti Dukuh di Desa Adat Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, menimbulkan persoalan setelah diserahterimakan kepada Pangempon beberapa waktu lalu.
Pihak pangempon mengungkapkan bahwa penataan pura tersebut ternyata tidak sesuai dengan perjanjian awal, meskipun proyek ini telah mendapatkan hibah dari Kabupaten Badung senilai Rp 2 miliar. Dari 19 palinggih yang dijanjikan, baru 17 palinggih yang berhasil diselesaikan.
Menurut informasi yang dihimpun, penataan Pura Ibu Panti Dukuh diajukan untuk mendapatkan hibah Rp 2 miliar pada tahun 2023. Dalam kontrak kerja yang disepakati pada 26 Oktober 2023 antara pangempon dan pemborong, pengerjaan proyek dijadwalkan berlangsung selama 300 hari dengan tenggat waktu hingga 26 Agustus 2024.
Pengerjaan ini mencakup 19 palinggih, antara lain Palinggih Taksu Tenggeng, Pangasti Petitenget, Pangasti Dalem Taman Peguyangan, Gunung Lebah, Meru Susunan Dalem Taman Peguyangan, Gedong Sari, Hyang Ibu Panti Dukuh, Menjangan Seluang, Bale Tajuk, Paku Rabi, Pangasti Batu Pageh, Parahyangan, Taksu, Jero Gede, dan Kori Agung.
Namun, hingga saat ini hanya 17 palinggih yang telah selesai, sementara Palinggih Parahyangan dan Palinggih Taksu belum dikerjakan. Salah satu pangempon, I Made Sendra, menyatakan bahwa kualitas pengerjaan palinggih terkesan tidak sesuai harapan. Ia juga menyebutkan penggunaan bahan bangunan lama yang seharusnya diganti dengan bahan baru, sesuai dengan proposal yang diajukan sebelumnya.
“Pekerjaannya tergantung, apakah akan dilanjutkan atau tidak. Dari proposalnya, semua palinggih harus dikerjakan. Artinya, semua harus diganti, tapi yang lama malah dipakai. Saya tidak tahu kenapa, katanya nanti PUPR yang akan mengambilalih,” ujar Sendra pada Rabu (13/11/2024).
Sendra juga menambahkan bahwa serah terima proyek membuat para pangempon kecewa karena kualitas pengerjaan dianggap tidak maksimal. Beberapa pangempon bahkan menilai hasil pengerjaan proyek ini sebagai yang terburuk dibandingkan dengan penataan pura lainnya yang juga memperoleh dana hibah serupa.
Sebagai langkah untuk menyelesaikan masalah ini, para pangempon berencana menggalang dana tambahan sebesar Rp 15 juta per kepala keluarga (KK) dari 96 KK untuk melanjutkan penataan pura hingga selesai sesuai standar kualitas yang diharapkan. Langkah ini diambil agar upacara Melaspas yang tertunda bisa segera dilaksanakan.
Meskipun telah menerima dana hibah yang besar, penataan Pura Ibu Panti Dukuh masih belum memenuhi harapan para pangempon. “Yang saya herankan, pemborong mengungkapkan bahwa dari dana Rp 2 miliar, masih ada kekurangan Rp 141 juta,” ungkapnya penuh tanya. *ris
Komentar