Lapas Perempuan Kerobokan Akan Direlokasi ke Tabanan
MANGUPURA, NusaBali - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Bali berencana merelokasi Lapas Perempuan Kerobokan ke Desa Antap, Kabupaten Tabanan. Alasan relokasi ini karena Lapas Perempuan Kerobokan dinilai over kapasitas.
Relokasi ini juga bagian dari komitmen Kemenkumham Bali meningkatkan pemenuhan hak-hak bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), khususnya perempuan, selama menjalani masa pidana.
“Relokasi Lapas Perempuan Kerobokan merupakan salah satu upaya kami untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi WBP perempuan. Fasilitas baru yang lebih luas dan memadai tentunya akan semakin mengoptimalkan penyelenggaraan program pembinaan yang lebih efektif,” ujar Kakanwi Kemenkumham Bali Pramella Yunidar Pasaribu pada Rabu (13/11).
Pramella juga menyoroti pentingnya pendekatan khusus dalam pembinaan narapidana perempuan, terutama bagi ibu hamil dan menyusui, mengingat perbedaan fisik dan psikologis mereka dibandingkan dengan narapidana laki-laki. Untuk memastikan program pemenuhan hak-hak perempuan ini berjalan maksimal, Kanwil Kemenkumham Bali telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) serta Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) guna mendapatkan dukungan serta pendampingan.
Selain fokus pada pemenuhan hak-hak dasar, Kanwil Kemenkumham Bali juga memiliki program unggulan bernama Sekolah Merdeka Jegeg, yang memberikan layanan pendidikan kejar paket A, B, dan C bagi WBP perempuan. Kanwil Kemenkumham Bali juga bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Darma Singaraja untuk memberikan kesempatan bagi WBP perempuan melanjutkan pendidikan hingga jenjang S1.
Pramella menambahkan bahwa upaya ini juga bertujuan agar proses pemidanaan tidak memutus peran perempuan sebagai seorang ibu dan anggota masyarakat. Utuk itu, dia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang lebih humanis dan mendukung proses reintegrasi sosial bagi para WBP, khususnya perempuan.
“Kami berkomitmen untuk terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi WBP perempuan dan memastikan mereka memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri serta kembali ke masyarakat dengan bekal yang lebih baik,” tegas Pramella. 7 ol3
Komentar