nusabali

Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Kembali Normal

Bandara di FloresTutup, Penumpang Beralih Naik Kapal Laut

  • www.nusabali.com-penerbangan-di-bandara-ngurah-rai-kembali-normal

MANGUPURA, NusaBali - Pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menyebabkan penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sempat terganggu, kini jumlah pembatalan penerbangan berangsur berkurang.

Pada Jumat (15/11) seluruh penerbangan dari dan menuju Bali telah normal kembali di bandara yang berlokasi di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung ini. Sementara kondisi bandara yang buka tutup di Pulau Flores, membuat para penumpang, termasuk wisatawan mancanegara (Wisman) beralih naik kapal laut menuju Bali.

General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab menjelaskan dari data rencana operasional pada, Jumat kemarin berdasarkan data yang diperoleh pada pukul 03.00 Wita, ada 399 pergerakan pesawat datang dan berangkat. “Berdasarkan data tersebut tidak terdapat pembatalan penerbangan atau cancel flight akibat dampak letusan Gunung Lewotobi,” ujar Ahmad Syaugi, Jumat siang kemarin.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, jumlah pembatalan penerbangan tertinggi terjadi pada, Rabu (13/11) sebanyak 115 penerbangan terdiri dari 32 penerbangan domestik dan 83 penerbangan internasional. Selanjutnya pada Kamis (14/11) berkurang menjadi 52 penerbangan, 11 domestik terdiri dari 6 berangkat dan 5 datang. Sementara untuk penerbangan internasional total ada 41 penerbangan terdiri dari 22 berangkat dan 19 datang.

Suasana Penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Jumat (15/11) siang. –IST 

“Pada kedua periode tersebut, Australia merupakan rute terbanyak yang mengalami pembatalan penerbangan, yakni sejumlah total 61 penerbangan, 47 penerbangan pada Rabu (13/11) dan 14 penerbangan pada Kamis (14/11),” rincinya. Ahmad Syaugi menjelaskan, khusus operasional di hari Kamis (14/11), beberapa maskapai rute Australia yang tidak beroperasi di hari sebelumnya, seperti Qantas, Virgin, dan Jetstar telah kembali beroperasi. Meski belum seluruhnya, rute-rute yang kembali aktif diterbangi adalah Sydney, Darwin, Brisbane, Melbourne, dan Perth. 

Operasional bandara yang berangsur normal juga terlihat dari kenaikan jumlah penumpang domestik dan internasional yang dilayani. Pada Rabu (13/11) sebanyak 35.865 penumpang dan Kamis (14/11) 54.320 penumpang. Jumlah pergerakan pesawat juga dikatakan menunjukkan hal serupa yakni sebanyak 206 pergerakan pada Rabu (13/11) dan 326 pergerakan di hari Kamis (14/11). Selama berlangsungnya erupsi Gunung Lewotobi, Ahmad Syaugi menegaskan jika Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tetap beroperasi dengan normal. “PT Angkasa Pura Indonesia mengapresiasi dukungan dan atensi semua pihak dalam hal penyampaian informasi hingga pelayanan kepada para penumpang sehingga di tengah situasi alam yang berdampak pada penerbangan ini, layanan kebandarudaraan dapat tetap diberikan dengan optimal,” pungkasnya. 

Dihubungi terpisah Ketua Bali Villa Association (BVA) Putu Gede Hendrawan menyatakan lega menyusul membaiknya penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Apalagi sudah mengarap ke arah normal. Pasalnya gangguan penerbangan, yakni pembatalan penerbangan dampak dari erupsi Gunung Lewatobi di Kabupaten Flores Timur berdampak pada pariwisata Bali. Salah satunya cancel booking hotel termasuk vila. 

“Ya jelas berdampak,” ujar Hendrawan, Jumat kemarin. Khusus untuk vila, seberapa banyak terjadinya cancel, Hendrawan tidak merincinya. “Tentu ada, namun kami kira tidak signifikan,” ujarnya. Hal itu lantaran wisatawan yang menginap atau tinggal di vila umumnya adalah wisatawan dengan masa tinggal yang relatif lebih lama dibanding dengan di hotel. Paling tidak seminggu sampai sebulan bahkan lebih. “Jadi wisatawan masih bisa memantau perkembangan dengan lebih leluasa,” terangnya.

Namun demikian, imbas dari erupsi Gunung Lewatobi tentu memperdalam penurunan hunian akomodasi dalam hal ini vila, yang sebelumnya sudah menurun, karena faktor low season pada Oktober-November. “Setiap tahun memang demikian, November termasuk low season sebelum pulih nanti pada pertengahan atau minggu ketiga Desember jelang Nataru,” jelasnya. Saat ini rata-rata okupansi vila berkisar antara 60 persen sampai 65 persen. “Mudah-mudahan erupsi ini segera selesai,”  harapnya.

Sementara itu sebanyak 1.012 penumpang yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Flores Timur, NTT tiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar dengan menumpangi kapal Pelni Binaiya dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). “Awalnya saya mau ke Bali via udara, tapi Bandara Komodo sempat tutup karena dampak erupsi,” kata seorang penumpang dari Labuan Bajo, Nana Roland saat tiba di Pelabuhan Benoa, Jumat kemarin.

Kapal tersebut sandar di Pelabuhan Benoa, Denpasar pada Jumat pagi sekitar pukul 04.30 Wita setelah berlayar dari Pelabuhan Marina, Labuan Bajo pada Rabu (13/11) pukul 21.00 Wita. Ia mengalihkan moda transportasi ke laut menuju Bali mengingat Bandara Komodo sempat buka tutup akibat terdampak abu vulkanik sejak Sabtu (9/11).

Pria muda ini akhirnya mendapatkan tiket Kapal Motor (KM) Binaiya setelah sempat gagal mendapatkan tiket KM Tilongkabila untuk keberangkatan pada Senin (11/11), karena sudah kehabisan tiket. “Untuk mendapatkan tiket pun harus antre satu setengah jam, karena saat itu banyak bule dan penumpang lain berburu tiket kapal,” ucapnya.

Ia mengungkapkan karena situasi yang mendesak dan penumpang yang padat, sejumlah penumpang diantaranya memanfaatkan lorong, teras samping dan kursi-kursi bagian luar untuk beristirahat. Sementara itu, Kepala Cabang Pelni Denpasar Arfah Yusuf menjelaskan KM Binaiya mengangkut 1.012 penumpang, sebanyak 410 orang diantaranya adalah penumpang asing. Mereka berasal dari sejumlah negara di Eropa dan Asia yang mengalihkan moda transportasi ke laut, karena Bandara Komodo tutup akibat terdampak abu vulkanik erupsi gunung api di Kabupaten Flores Timur, NTT.

Arfah mengungkapkan jumlah penumpang yang diangkut itu meningkat signifikan dibandingkan rata-rata normal sekitar 200 orang dari kapasitas angkut mencapai 1.000 orang. Kapal Pelni menjadi salah satu alternatif ketika Bandara Komodo sempat tutup, khususnya para wisatawan asing yang akan melanjutkan perjalanan dari Bali. Hingga saat ini sejumlah bandara di Nusa Tenggara Timur terdampak abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki. 7 ol3, k17, ant

Komentar