UNESCO Tetapkan Status Desa Pengastulan
Sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami
Penetapan status dari UNESCO ini, karena Desa Pengastulan telah berhasil memenuhi 12 indikator kesiapsiagaan tsunami.
SINGARAJA, NusaBali
Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng, baru saja mendapatkan pengakuan dunia dengan penetapan status sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami, oleh Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC). Komisi Oseanografi Antar pemerintah ini bernaung di bawah United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Penetapan status Komunitas Siaga Bencana Tsunami diumumkan IOC pada Simposium 20 Tahun Tsunami Aceh yang berlangsung di Banda Aceh, Senin (11/11) lalu. Desa Pengastulan sebelum ditetapkan oleh UNESCO, sebelumnya sudah menjalani berbagai tahapan, sebagai kawasan yang masuk dalam zona rawan tsunami di Buleleng. Mulai dari pembentukan Forum Penanggulangan Risiko Bencana (FRB), pelatihan evakuasi dan edukasi melalui program sekolah lapang bencana, termasuk simulasi bencana rutin.
Sekretaris Desa Pengastulan Muhammad Ali dikonfirmasi, Jumat (15/11) mengungkapkan, penetapan status dari UNESCO ini, karena Desa Pengastulan telah berhasil memenuhi 12 indikator kesiapsiagaan tsunami. Menurut Ali, komitmen pemerintah Desa Pengastulan mengupayakan langkah pencegahaan dan siaga bencana, mengingat posisi desa di pesisir laut Seririt ini sangat rawan bencana gempa bumi hingga tsunami.
Dataran desa yang berada di pesisir laut utara Buleleng ini berada tepat pada garis lurus sesar Seririt yang posisinya di tengah laut. Lempeng bumi ini pun dapat berpotensi tinggi mengalami pergeseran yang memicu terjadinya tsunami. Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Denpasar mencatat riwayat bencana yang berpusat pada sesar Seririt, ini berdampak kerusakan dan korban jiwa cukup hebat. Gempa dahsyat yang diakibatkan pergeseran sesar Seririt ini terjadi pada tahun 1976 yang menelan sepuluh ribu korban. Terakhir gempa bumi berskala cukup besar juga sempat mengguncang Seririt pada tahun 2019 lalu.
“Kami terus berkomitmen melakukan edukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat terkait bencana, bahkan sejak usia dini, agar mereka siap menghadapi gempa dan potensi tsunami,” ujar Muhammad Ali.
Verifikasi kesiapan Desa Pengastulan sebelumnya telah dilakukan oleh UNESCO IOC bersama BMKG dilaksanakan pada 25-26 April 2024. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat desa mampu menjalankan langkah-langkah mitigasi serta memenuhi 12 indikator kesiapsiagaan tsunami yang ditetapkan.
Sekolah lapang bencana gempa bumi dan tsunami yang sempat dilaksanakan di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng tahun 2023 lalu. –LILIK
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, berharap keberhasilan Desa Pengastulan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi desa-desa lain di wilayah Buleleng. Menurutnya, pencapaian ini juga diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk memahami pentingnya mitigasi bencana, khususnya yang berpotensi tsunami.
“Buleleng dengan topografi dan luas wilayah memiliki potensi bencana yang sangat kompleks. Khusus Desa Pengastulan selain berisiko terdampak bencana gempa bumi juga tsunami, ini harus diupayakan membangun kesadaran masyarakat untuk selalu waspada dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul,” ungkap Ariadi.
Sebagai daerah kedua yang ditetapkan sebagai Komunitas Siaga Bencana Tsunami selain Desa Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, berharap kedepannya ada program lanjutan yang didapatkan Desa Pengastulan. Baik program peningkatan kapasitas komunitas maupun bantuan penunjang lainnya.7 k23,mzk
1
Komentar