Camat Jembrana Meninggal di Jakarta
Saat Dampingi Kesenian Bumbung Gebyog, Diduga Serangan Jantung
Pengabenan akan digelar di Krematorium Tyaga Marganada, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana pada Wraspati Paing Tambir, Kamis (21/11) nanti
NEGARA, NusaBali
Jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana berduka. Camat Jembrana Kadek Agus Arianta,45, meninggal dunia diduga akibat serangan jantung. Birokrat asal Banjar Badingkayu, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana ini menghembuskan napas terakhirnya dalam perawatan di RSUD Tamansari, Jakarta, Minggu (17/11) dinihari.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, peristiwa duka itu terjadi saat Camat Arianta berada di Jakarta dalam rangka perjalanan dinas mendampingi pementasan Sekaa Bumbung Gebyog Pring Kencana Suara, Banjar/Desa Dangintukadaya, Kecamatan/Kabupaten Jembrana dalam acara ‘Apresiasi Warisan Budaya Indonesia 2024’. Acara Apresiasi Warisan Budaya Indonesia yang digelar di Museum Fatahillah Jakarta itu sendiri berlangsung pada Sabtu (16/11) siang hingga malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Nah, usai acara tersebut, Arianta yang juga bersama rombongan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Jembrana beristirahat di hotel dan berencana balik ke Jembrana pada Minggu (17/11). Namun pada Sabtu tengah malam atau Minggu dinihari sekitar pukul 00.00 WIB, Arianta diketahui tiba-tiba mengeluhkan sakit di bagian dada kirinya dan keluar keringat dingin. Oleh pihak hotel bersama sejumlah rekan Dinas Parbud Jembrana, Arianta bergegas dilarikan ke puskesmas terdekat dan langsung dirujuk ke RSUD Tamansari Jakarta. Namun Arianta yang diketahui mengalami serangan jantung sudah tidak dapat tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Minggu dinihari sekitar pukul 03.00 WIB.
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) pada Setda Jembrana I Wayan Putra Mahardika saat dikonfirmasi Minggu kemarin membenarkan kabar duka tersebut. Sesuai informasi yang diterima langsung dari Kepala Biro Kerja Sama Pemprov DKI, dikonfirmasi bahwa Camat Jembrana Kadek Agus Arianta telah meninggal akibat serangan jantung. "Ya beliau meninggal di Jakarta saat ada tugas dinas. Meninggal karena serangan jantung," ujarnya.
Menurut Mahardika alias Puma, proses pemulangan jenazah almarhum telah ditangani pihak Pemprov Jakarta dan dikawal oleh Kepala Dinas Parbud Jembrana. Jenazah almarhum dinyatakan telah diberangkatkan pada Minggu kemarin dan diperkirakan akan tiba di Jembrana pada Senin (18/11) pagi. Jenazah akan disemayamkan di rumah pribadi almarhum di Lingkungan/Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana.
Sementara untuk pengabenan akan dilaksanakan di Krematorium Tyaga Marganada, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana pada Wraspati Paing Tambir, Kamis (21/11) nanti. Puma mewakili Pemkab Jembrana pun menyatakan turut berbelasungkawa atas kepergian almarhum. "Dumogi Amor Ing Acintya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan," ucap Puma.
Untuk diketahui, almarhun Arianta dikenal sebagai birokrat yang bersahaja dan dekat dengan masyarakat. Almarhum yang merupakan lulusan STPDN Angkatan Tahun 09 (2001) ini juga merupakan sosok yang humoris. Sebelum diangkat menjadi Camat Jembrana sejak tahun 2021 lalu, Arianta sempat menjabat sebagai Lurah Dauhwaru di Kecamatan Jembrana, Lurah Sangkaragung di Kecamatan Jembrana, dan Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Jembrana.
Almarhum pergi buat selamanya dengan meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak. Istri almarhum, Ni Putu Arie Wiryastuti juga merupakan seorang birokrat yang menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan Jembrana. Anak almarhum yang pertama berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku kelas 3 SMA. Kemudian yang nomor dua berusia 13 tahun masih duduk di bangku kelas 2 SMP, dan yang terakhir masih berusia 1 tahun 8 bulan. 7 ode
Komentar