Penguburan Bangkai Paus 12,62 Meter Selama 5,5 Jam
AMLAPURA, NusaBali - Penguburan bangkai paus panjang 12,62 meter menggunakan alat berat memerlukan waktu hingga 5,5 jam. Penguburan di Pantai Banjar Banyuning, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, Senin (18/11).
Proses menguburkan bangkai paus pukul 09.30 Wita-15.00 Wita, menggunakan eskavator mini. Ikan ini lebih berat dibandingkan kekuatan eskavator sehingga bagian ekornya mesti dipotong terlebih dahulu. Bangkai paus dikuburkan agar tidak menimbulkan pencemaran udara. Karena ikan ini telah menyebarkan bau busuk dan tidak mencemari air laut, dilakukan Tim Respons Cepat Penanganan Mamalia Laut UPTD Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Bali, di bawah koordinasi I Dewa Gede Tribodi.
Awalnya Tim Respons Cepat Penanganan Mamalia laut itu mendatangkan eskavator mini. Terlebih dahulu membuat lubang di lahan milik I Wayan Sudirta dengan panjang 12 meter dan kedalaman 3 meter. Selanjutnya bangkai paus digeser saat menggeser itulah petugas kesulitan.
Maka warga pesisir mencoba memberikan bantuan dengan mengganjal gunakan bambu, tetap tidak mampu berguling. Selanjutnya I Dewa Gede Tribodi meminta bantuan petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem untuk memotong bagian ekor.
Sebanyak 3 petugas BPBD yang datang membawa 2 chainsaw, salah satu petugas I Wayan Subadra memotong bagian ekor paus, setelah terpotong ekor paus dikubur. Tinggal menggeser bangkai paus, tetap mengalami kesulitan. Operator eskavator kemudian membuka jalan menuju liang kubur dengan menyingkirkan bagian batu-batu dan mengganjal bagian tubuh bangkai paus dari arah air laut dengan material, selanjutnya bangkai paus didorong dari arah timur air laut menuju ke barat ke arah liang kubur hingga bangkai paus benar-benar nyemplung.
Hadir menyaksikan penguburan bangkai paus, Wakapolsek Abang Ipda I Ketut Tangkas Bagiasna, anggota Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Desa Bunutan Aiptu I Nyoman Sujana, anggota Babinsa (Bintara Pembina Desa) Desa Bunutan Serda I Wayan Sudiana, Perbekel Bunutan I Made Suparwata dan warga masyarakat.
I Dewa Gede Tribodi menuturkan, paus itu, usianya tergolong muda. "Perkiraan paus itu mati sekitar minggu lalu, penyebabnya kemungkinan karena sakit," jelas I Dewa Gede Tribodi. Tribodi membantah, paus itu mati karena keracunan makanan. "Bukan, paus itu makannya selektif, berupa plankton, dan cumi-cumi," tambahnya. Hanya saja, Tribodi tidak bisa memperkirakan berat paus, dan umur paus. Disinggung kenapa tidak melakukan penyelidikan penyebab kematian paus dengan mengambil sampel. "Sampel yang bisa diambil bagian isi perut, sedangkan isi perut telah membusuk," tambahnya.
Perbekel Bunutan I Made Suparwata mengatakan, sebenarnya bangkai paus itu awalnya ditemukan, di perairan Banjar Lean, Desa Bunutan, Sabtu (16/11), kemudian bergeser ke perairan Banjar Banyuning, Desa Bunutan. Suparwata tidak mengetahui, pihak mana yang mengetahui pertama kali adanya bangkai paus kambang di perairan Desa Bunutan. "Bersyukur bangkai paus cepat dikubur sehingga tidak menyebarkan bau busuk, dan air laut tidak tercemar," kata Suparwata.7k16
Komentar