Undiksha Perkenalkan Media Pembelajaran Relief Bali Grafi untuk Penyandang Tunanetra
SINGARAJA, NusaBali - Akademisi Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja memperkenalkan media belajar Bahasa Bali berupa ‘Relief Bali Grafi’ untuk penyandang disabilitas tunanetra.
Inovasi ini diperkenalkan pada sejumlah penyandang tunanetra dalam sosialisasi, Senin (18/11) di Kampus Undiksha, Kota Singaraja.
Adapun ‘Relief Bali Grafi’ untuk memudahkan siswa penyandang tunanetra belajar aksara Bali dengan bantuan relief. Berbahan kayu, relief tersebut diukir hingga menyerupai setiap aksara Bali. Media pembelajaran itu juga dilengkapi audio yang menyuarakan ejaan aksara Bali.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Undiksha, Gede Rasben Dantes, mengatakan media pembelajaran ini ditujukan membantu siswa penyandang tunanetra belajar aksara Bali. “Dengan bantuan teknologi, anak-anak bisa meraba aksara Bali, kemudian perangkat ini akan menyuarakan aksara tersebut. Sehingga mempermudah anak-anak belajar,” katanya.
Ia mengungkapkan, inovasi ini mulanya dirancang oleh mahasiswa Undiksha dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Universitas Padjadjaran (Unpad) tahun 2023 lalu. Produk tersebut kemudian disempurnakan bersama dosen FIP hingga akhirnya diujicobakan pada komunitas tunanetra dan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB).
“Kegiatan sosialisasi ini juga media bagi kami untuk mendapatkan masukan dari mereka. Mungkin pada tahun-tahun berikutnya akan disempurnakan lagi. Saya berharap media yang dikembangkan ini bisa bermanfaat dan memiliki nilai guna,” ucap Rasben.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Putu Prima Suta, mengapresiasi pelatihan media pembelajaran relief aksara Bali untuk siswa penyandang tunanetra ini. Menurutnya sosialisasi ini bagian dari implementasi standar nasional pendidikan. “Jadi setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak,” katanya.
Selain itu, menurut dia produk inovatif ini sejalan dengan kurikulum Merdeka Belajar dalam hal revitalisasi bahasa daerah. “Bali Grafi ini sedikit tidaknya bisa memicu ketertarikan anak-anak mendalami bahasa daerah melalui aksara Bali. Jadi pendidik bisa mengeksplor berbagai macam bentuk media pembelajaran untuk mempercepat penyampaian ilmunya,” tandas dia.7 mzk
1
Komentar