PDAM Siap Tanggung Biaya
Bila sebelumnya pemindahan utilitas diperkirakan mengabiskan Rp 22,8 miliar, kini setelah penghitungan ulang diperoleh angka Rp 17 miliar.
Pemindahan Utilitas di Simpang Patung Ngurah Rai
MANGUPURA, NusaBali
Biaya besar pemindahan utilitas atau jaringan pipa induk milik PDAM Tirta Mangutama di Simpang Patung Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, mulai menemukan titik terang. Jajaran direksi akhirnya bersedia menanggung sepenuhnya pemindahan utilitas tersebut. Ini semata-mata demi mendukung program pemerintah yang akan merealisasikan pembangunan underpass.
Semula pihak PDAM dibikin pusing tujuh keliling, sebab anggaran pemindahan utilitas tak masuk pada anggaran perubahan 2017. Nah, pemerintah menyerahkan sepenuhnya anggaran pemindahan yang bernilai miliran rupiah kepada pihak perusahaan.
Kini, pihak PDAM mengaku siap membiayai sendiri pemindahan utilitas itu dengan dana Rp 5,3 miliar yang merupakan dana cadangan investasi. Dirut PDAM Tirta Mangutama, Kabupaten Badung, I Ketut Golak menegaskan, telah melakukan konsultasi dengan Badan Pemeriksa Pembangunan dan Keuangan (BPKP) Provinsi Bali. Hasil dari konsultasi, PDAM dapat melakukan sisa pembayaraan untuk kegiatan pemindahaan utilitas pada tahun 2018.
“Karena kami baru punya dana Rp 5,3 miliar, kami minta konsultasi apakah bisa melakukan sisa pembayaraan tahun 2018. Kami lakukan ini agar tidak terjadi permasalahan hukum dikemudian hari,” kata Golak, Kamis (24/8). Terkait teknisnya seperti apa, kata pejabat asal Sobangan, Mengwi itu, PDAM diminta mencari rekanan yang bersedia melaksanakan mekanisme pembayaran secara cicil.
Menurut Golak, pihaknya siap menanggung seluruh biaya pemindahan utilitas karena sejak awal mendukung program pemerintah. “Kami sangat mendukung penuh program bapak Bupati Badung, dimana pembangunan underpass menjadi salah satu prioritas,” katanya.
Disinggung biaya yang dibutuhkan untuk pemindahan utilitas, Golak mengaku masih dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. Namun dari perhitungannya, biayanya kembali terkoreksi. Bila sebelumnya digadang-gadang mengabiskan Rp 22,8 miliar, menyusut menjadi Rp 21 miliar lebih, dan kini setelah penghitungan ulang diperoleh angka Rp 17 miliar.
“Yang jelas dari perhitungan kita dibutuhkan anggaran Rp 17 miliar. Tapi untuk nilai pastinya masih akan kita bahas dengan Kementerian PUPR,” tegasnya. Sayangnya, Golak sendiri belum bisa memastikan kapan proyek pemindahan utilitas akan dilakukan, mengingat masih ada proses yang harus dilewati. Selain tentunya pembebasan lahan juga belum tuntas. *asa
Komentar