Pendampingan Tahun ke-6 ITB pada Banana Smart Village Bukti
Bantu Sistem Irigasi Hingga Ruang Pasca Panen
SINGARAJA, NusaBali - Projek Banana Smart Village (BSV) Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng hingga kini masih bertahan dan semakin berkembang.
Tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam enam tahun pendampingan, mendukung penuh pengembangan budidaya pisang dari hulu hingga hilir. Tahun ini ITB membawa program bantuan sistem irigasi tetes hingga ruang pasca panen buah segar.
Program pengembangan budidaya pisang di Desa Bukti ini dimulai sejak tahun 2019 lalu, dengan mitra kerja Ketua Kelompok Tani Ternak Kerti Winangun. Petani perkebunan Kerti Winangun membudidayakan pisang di lahan seluas 60 hektar. Saat ini tidak hanya pisang tetapi juga dilengkapi dengan tanaman pepaya.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FITB ITB, Prof Dr Ketut Wikantika menyebut BSV dirancang dengan kolaborasi multidisiplin untuk meningkatkan kesejahteraan desa. ITB telah membawa berbagai teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan petani pisang di Desa Bukti untuk meningkatkan produktivitas lahan dan petani lokal.
“Pengembangan budidaya pisang dari hulu hingga hilir, mulai dari teknologi kultur jaringan untuk penyediaan bibit bebas penyakit, pelatihan intensif, pengelolaan limbah pohon pisang menjadi produk zero-waste, sistem irigasi, ruang pasca panen hingga aplikasi pemasaran,” terang Prof Wikantika belum lama ini.
Khusus tahun ini tim pengabdian masyarakat ITB membawa program sistem jaringan irigasi tetes. Program ini dibawa tahun ini sebagai solusi tantangan besar pengelolaan BSV dengan keterbatasan sumber air untuk irigasi. Desa Bukti pun masuk dalam zona desa potensi krisis air di Buleleng.
Sistem irigasi tetes ini dibangun menggunakan sumber air pegunungan yang disimpan di embung sebelum dialirkan ke jaringan pipa irigasi. Sistem jaringan irigasi tetes ini mampu memaksimalkan pengairan tanaman dan sekaligus efisiensi air. Ketua Kelompok Tani Ternak Kerti Winangun I Made Suparta mengatakan, sejak menggunakan irigasi tetes Juli lalu, berdampak sangat signifikan. Sebab langsung langsung ke akar tanaman.
Sementara itu, ITB juga mendirikan bangunan pengelolaan pasca panen buah. Bangunan ini kelompok tani bisa menyortir buah pisang dan pepaya sebelum disalurkan ke industri. Bangunan ini juga dilengkapi dengan fasilitas pencuci buah, bak cuci, tiang penggantung tandan pisang, rak pengering, pendingin ruangan, kipas angin hingga keranjang penyimpanan.
“Kami memerlukan pendingin ruangan untuk menjaga kualitas buah karena di Bukti ini cuaca sangat panas yang bisa mempengaruhi kualitas hasil panen,” terang Suparta.
Saat ini BSV sudah bekerja sama dengan industri untuk menyediakan sekitar 900-1.000 ton pisang per minggu dana 1.000 ton buah pepaya, untuk pemenuhan kebutuhan pasar lokal dan domestik.
BSV juga mendapatkan atensi internasional. Tim dari The University of Applied Sciences and Arts Northwestern Switzerland (FHNW) Swiss. Mahasiswa dan dosen FHNW mempelajari dampak penerapan sistem pertanian terintegrasi dalam lingkup BSV terhadap perekonomian petani Desa Bukti.7 k23
Komentar