Dua Subak Alami Gagal Panen
Petani di Subak Buug dan Subak Klaci menanam padi secara berkesinambungan, tanpa diselingi dengan bertanam palawija.
AMLAPURA, NusaBali
Petani di Subak Buug, Banjar Tumpek, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem dan di Subak Klaci, Lingkungan Peladung, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, terancam gagal panen padi. Tanaman padi tidak tumbuh subur walau berlimpah air. Kondisi tersebut antara lain dipicu sistem tanam tidak dilakukan secara bergantian.
Petani I Ketut Artaya di Subak Buug, Banjar Tumpek, Desa Ababi, yang menggarap lahan seluas 25 are, mengaku kerap kali gagal panen. Terkadang gabah yang dihasilkan tidak sebanding dengan bibit yang ditanam. “Memang beberapa kali gagal panen dan telah berlangsung lama. Sebab selama ini melulu bertanam padi, tidak diselingi tanam palawija. Padahal rutin menggelar upacara,” kata Ketut Artaya dihubungi di Subak Buug, Banjar Tumpek, Desa Ababi, Jumat (25/8).
Ketut Artaya mengaku telah beberapa kali berkoordinasi dengan petani yang lainnya, agar pola tanam diselang-seling antara tanaman padi dengan palawija, sehingga lahan jadi subur. Ternyata petani setempat tidak merespons, lebih memilih bertanam padi secara berkesinambungan.
Hal senada diungkapkan petani I Nengah Sudiasa dan I Made Ngetis di Subak Klaci, Lingkungan Peladung, Kelurahan Padangkerta.
Made Ngetis sambil memotong batang padi yang bulir buahnya bisa dihitung dengan jari, menuturkan, telah terbiasa gagal panen. “Kami cenderung hanya menghasilkan jerami untuk pakan sapi,” tuturnya.
Dia mengaku mengalami beberapa kerugian, di antaranya biaya membeli bibit sebanyak 10 kilogram seharga Rp 60.000, ditambah pupuk urea dan ponska 70 kilogram Rp 132.000, sewa traktor, tenaga menanam padi, dan yang lainnya. “Saya tidak bisa hitung jumlah kerugian itu,” imbuhnya.
Kadis Pertanian Kabupaten Karangasem I Wayan Supandi mengaku belum dapat laporan terkait adanya gagal panen di dua subak tersebut. “Nantilah, kami mau tanya kepada petugas penyuluh lapangan. Secepatnya mengecek ke lokasi penyebab gagal panen itu, setelah dapat laporan,” ujarnya.
Setelah terima laporan, pihaknya akan melakukan kajian penyebab terjadinya gagal panen, apakah disebabkan hama atau tingkat kesuburan lahan telah berkurang. Sebelumnya tahun 2011, tanaman padi 53,5 hektare gagal panen di Subak Bale Punduk, Banjar Bale Punduk, Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem. Gagal panen saat itu disebabkan hama walang sangit. *k16
Petani di Subak Buug, Banjar Tumpek, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem dan di Subak Klaci, Lingkungan Peladung, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, terancam gagal panen padi. Tanaman padi tidak tumbuh subur walau berlimpah air. Kondisi tersebut antara lain dipicu sistem tanam tidak dilakukan secara bergantian.
Petani I Ketut Artaya di Subak Buug, Banjar Tumpek, Desa Ababi, yang menggarap lahan seluas 25 are, mengaku kerap kali gagal panen. Terkadang gabah yang dihasilkan tidak sebanding dengan bibit yang ditanam. “Memang beberapa kali gagal panen dan telah berlangsung lama. Sebab selama ini melulu bertanam padi, tidak diselingi tanam palawija. Padahal rutin menggelar upacara,” kata Ketut Artaya dihubungi di Subak Buug, Banjar Tumpek, Desa Ababi, Jumat (25/8).
Ketut Artaya mengaku telah beberapa kali berkoordinasi dengan petani yang lainnya, agar pola tanam diselang-seling antara tanaman padi dengan palawija, sehingga lahan jadi subur. Ternyata petani setempat tidak merespons, lebih memilih bertanam padi secara berkesinambungan.
Hal senada diungkapkan petani I Nengah Sudiasa dan I Made Ngetis di Subak Klaci, Lingkungan Peladung, Kelurahan Padangkerta.
Made Ngetis sambil memotong batang padi yang bulir buahnya bisa dihitung dengan jari, menuturkan, telah terbiasa gagal panen. “Kami cenderung hanya menghasilkan jerami untuk pakan sapi,” tuturnya.
Dia mengaku mengalami beberapa kerugian, di antaranya biaya membeli bibit sebanyak 10 kilogram seharga Rp 60.000, ditambah pupuk urea dan ponska 70 kilogram Rp 132.000, sewa traktor, tenaga menanam padi, dan yang lainnya. “Saya tidak bisa hitung jumlah kerugian itu,” imbuhnya.
Kadis Pertanian Kabupaten Karangasem I Wayan Supandi mengaku belum dapat laporan terkait adanya gagal panen di dua subak tersebut. “Nantilah, kami mau tanya kepada petugas penyuluh lapangan. Secepatnya mengecek ke lokasi penyebab gagal panen itu, setelah dapat laporan,” ujarnya.
Setelah terima laporan, pihaknya akan melakukan kajian penyebab terjadinya gagal panen, apakah disebabkan hama atau tingkat kesuburan lahan telah berkurang. Sebelumnya tahun 2011, tanaman padi 53,5 hektare gagal panen di Subak Bale Punduk, Banjar Bale Punduk, Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem. Gagal panen saat itu disebabkan hama walang sangit. *k16
Komentar