Pembangkit Listrik Biogas Mini Diresmikan di Desa Belok Sidan
Digester Biogas Portable
Pembangkit Listrik Biogas Mini
listrik konvensional
Desa Belok Sidan
Prof. Tjokorda Gde Tirta Nindhia
MANGUPURA, NusaBali.com – Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, kini memiliki pilot proyek pembangkit listrik berbasis biogas. Inisiatif ini bertujuan mengolah limbah peternakan sapi menjadi energi terbarukan, sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat pada listrik konvensional.
Desa yang dikenal sebagai kawasan agraris ini mayoritas dihuni oleh petani dan peternak sapi. Limbah ternak yang melimpah diolah melalui teknologi digester anaerobik untuk menghasilkan biogas. Selama ini, biogas hanya dimanfaatkan untuk memasak. Namun, proyek pengabdian masyarakat dari Universitas Udayana menghadirkan inovasi baru: biogas sebagai bahan bakar untuk genset pembangkit listrik.
Ketua program pengabdian, Prof. Tjokorda Gde Tirta Nindhia, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan memanfaatkan kelebihan biogas yang selama ini terbuang. “Kami memperkenalkan teknologi digester portable berkapasitas 200 liter. Digester ini mampu mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik dan biogas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar genset,” ujar Tjokorda Gde Tirta Nindhia.
Penghematan Biaya dan Dukungan untuk Usaha Pertanian
Pembangkit listrik berbasis biogas ini dirancang menghasilkan daya hingga 1.000 watt, cukup untuk berbagai keperluan seperti memompa air dan menggerakkan mesin pertanian.“Dengan teknologi ini, masyarakat bisa menghemat konsumsi listrik PLN sekaligus mendukung usaha pertanian dan peternakan mereka.
Foto: Digester biogas portabel dilengkapi dengan genset berbahan bakar biogas. -IST
Selain menghasilkan listrik, pupuk organik dari proses digester juga dapat langsung dimanfaatkan untuk pertanian jeruk dan kopi—komoditas unggulan Desa Belok Sidan. Digester portable ini dirancang dengan roda agar mudah dipindahkan sesuai kebutuhan di lapangan.
Teknologi Inovatif untuk Ketahanan Energi
Digester dan genset biogas ini dilengkapi dengan sistem pemurnian untuk menghilangkan kandungan gas pengotor seperti hidrogen sulfida (H2S) dan karbon dioksida. Selain itu, teknologi gas mixer memungkinkan genset beroperasi dengan dua bahan bakar, yakni bensin dan biogas.
Foto: Genset Berbahan Bakar Biogas diserahkan kepada Kelompok Bon Belok Kopi. -IST
“Genset ini bisa menjadi solusi di masa depan saat energi fosil semakin langka,” jelas Tjokorda. Program ini diharapkan menjadi percontohan bagi desa-desa lain di Bali yang memiliki potensi limbah peternakan serupa.
Proyek ini dibiayai oleh DIPA PNBP Universitas Udayana tahun anggaran 2024 sesuai dengan surat perjanjian pelaksanaan pengabdian No. B/256.122/UN14.4.A/PM.01.01/2024.
Dengan adanya pembangkit listrik tenaga biogas ini, Desa Belok Sidan menjadi pionir dalam memanfaatkan limbah ternak untuk mendukung ketahanan energi dan pangan secara berkelanjutan. *
1
Komentar