Jual Wisata Edukasi dan Pelestarian Alam, Magic Garden di Tabanan Resmi Dibuka
Magic Garden di Tabanan Resmi Dibuka
Hari Menanam Pohon Nasional
Magic Garden
Taman Wisata
Botanical Gallery
Butterfly Garden
Taman Anggrek (Orchid Galore)
TABANAN, NusaBali - Bertepatan dengan Hari Menanam Pohon Nasional, Magic Garden, sebuah taman wisata yang berfokus pada pelestarian keanekaragaman hayati Bali, resmi diluncurkan pada Kamis (29/11) di Nuanu, Jalan Galiran, Banjar Nyanyi, Desa Beraban, Kecamatan Kediri. Manajemen objek ini menjual tiket masuk pengunjung Rp 150.000 per orang.
Oleh manajemennya, taman dengan area seluas 3.600m² ini sebagai bukti menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam. Acara pembukaan ini diwarnai dengan pelepasan sekitar 120 kupu-kupu, sebagai simbol pelestarian spesies dan kontribusi nuanu dengan alam serta tanda dimulainya persiapan Magic Garden untuk dibuka kepada publik pada 1 Desember 2024 mendatang.
Magic Garden dirancang untuk memberi pengunjung kesempatan mengeksplorasi keanekaragaman flora dan fauna Bali, sambil memberikan edukasi tentang pentingnya pelestarian alam. Pada tahap pertama pembukaannya, taman ini menawarkan tiga area utama yang masing-masing memiliki fokus konservasi yang sangat penting.
Pertama, Kebun Kupu-kupu (Butterfly Garden), yang didedikasikan untuk perlindungan spesies kupu-kupu asli Bali dan Nuanu. Taman ini dirancang untuk meniru habitat alami kupu-kupu, sekaligus mengedukasi pengunjung tentang peran vital kupu-kupu sebagai penyerbuk dan indikator kesehatan ekosistem. Program konservasi yang dijalankan berhasil meningkatkan kelangsungan hidup kupu-kupu dan capung sebesar 20 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kelangsungan hidup alami yang hanya mencapai 2 persen.
Kedua, Galeri Botani (Botanical Gallery), yang menampilkan lebih dari 400 tanaman langka dan eksotis. Galeri ini bukan hanya sebagai pusat pelestarian dan pendidikan, tetapi juga mendukung program reboisasi Nuanu yang telah berhasil menanam lebih dari 15.000 pohon dengan metode Miyawaki, yang terbukti efektif dalam menciptakan ekosistem yang lebih alami dan seimbang.
Ketiga, Taman Anggrek (Orchid Galore), yang memamerkan sekitar 500 spesies anggrek asli Bali. Selain menjadi daya tarik bagi penggemar anggrek, taman ini juga menjadi tempat yang ideal bagi para fotografer dan pengunjung yang ingin menikmati keindahan bunga-bunga anggrek yang mekar dengan warna-warni yang mempesona, mencerminkan kekayaan alam Bali yang luar biasa.
Kepala Tim Nuanu Nature Audria Evelinn mengatakan Magic Garden bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga bagian dari upaya mereka untuk melibatkan masyarakat dalam menjaga dan merayakan keanekaragaman hayati Bali. "Kami berharap Magic Garden menjadi contoh bagaimana manusia dapat berharmonisasi dengan alam melalui pelestarian yang berkelanjutan," ujar Audria.
Dengan adanya Magic Garden, diharapkan juga kawasan ini akan menjadi salah satu tujuan wisata baru di Bali khususnya di Tabanan yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga memberikan wawasan tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Ke depan, taman ini juga akan menjadi tempat penelitian dan edukasi tentang keberagaman hayati di Bali, serta mendukung program-program pelestarian alam yang lebih luas.
"Kami selalu mengutamakan keberpihakan terhadap alam. Salah satu misi kami adalah berinovasi dalam menemukan cara agar pembangunan dan konservasi lingkungan bisa berjalan sinergis. Kami ingin memastikan bahwa pembangunan tidak merusak, tetapi justru berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Di Magic Garden ini, kami juga berkomitmen agar 70 persen area tetap hijau, dengan hanya 30 persen yang akan dibangun, sebagai bagian dari komitmen kami terhadap pelestarian alam," tandasnya.
Selain itu, setelah melakukan observasi pangsa pasar pasca-pembangunan, Nuanu Nature Team mencatat bahwa Magic Garden menarik perhatian berbagai kelompok usia, terutama anak-anak dan wisatawan yang mencari pengalaman yang autentik dan berbeda dari Bali.
Audria juga mengungkapkan rencana kedepannya Nuanu akan menghadirkan Biota Lab, fasilitas penelitian yang mengeksplorasi hubungan antar spesies dalam ekosistem; Pollinator’s Jewel, area khusus yang didedikasikan untuk penyerbuk seperti kupu-kupu dan lebah dan perannya dalam mendukung keanekaragaman hayati.
Pengunjung juga dapat mempelajari bagaimana Metode Miyawaki mempercepat reboisasi dan menciptakan ekosistem yang mandiri dalam waktu singkat. Selain itu, Tropical Permaculture Garden akan menampilkan tanaman yang dapat dikonsumsi dan juga obat, dengan fokus pada keberlanjutan dan koeksistensi dengan alam.
Untuk diketahui, Magic Garden akan dibuka untuk umum mulai 1 Desember 2024, dengan jam operasional setiap hari dari pukul 09.00 hingga 16.00 WITA. Tiket masuk seharga Rp150.000 per orang. Taman ini diharapkan dapat menjadi destinasi wisata edukatif yang menggabungkan keindahan alam dengan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan.7cr79
Komentar