Harga Properti Meningkat, Pembelian Rumah di Bali Mayoritas Melalui KPR
DENPASAR, NusaBali - Harga properti residensial di pasar primer, yaitu harga pada saat pertama kali rumah diperjualbelikan, mengalami peningkatan. Peningkatan harga properti residensial tercermin dari perkembangan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan III 2024 sebesar 104,53.
Hal itu berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia Provinsi Bali. SHPR merupakan survei triwulanan terhadap sampel pengembang proyek perumahan (developer) di Provinsi Bali yang mencakup data harga jual rumah, serta jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan tersebut.
“Pertumbuhan IHPR pada triwulan III 2024 mayoritas dipengaruhi kenaikan harga bangunan,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI Bali), R. Erwin Soeriadimadja Rabu (4/12).
Disebutkan berdasarkan hasil survei, 43 responden menyatakan bahwa kenaikan harga bangunan menjadi penyebab kenaikkan harga unit rumah. Sedangkan pangsa penjualan terbesar pada triwulan III 2024 yaitu rumah tipe menengah sebesar 45% dan tipe rumah kecil sebesar 37%.
Erwin Soeriadimadja menyampaikan meskipun penjualan properti residensial terus tumbuh, namun terdapat sejumlah faktor yang menghambat pengembangan maupun penjualan properti residensial primer di Bali.
Faktor penghambat itu antara lain suku bunga KPR, uang muka rumah, perizinan/birokrasi dan adanya kenaikan bahan bangunan. Dari SHPR menunjukkan pembiayaan pembangunan properti residensial di Bali bersumber dari dana perbankan 44 persen, dari dana sendiri (developer) 47 persen serta sisanya dari dana pembeli (DP) sebesar 9 persen.
Skema pembiayaan pembelian rumah primer mayoritas melalui skema pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dengan pangsa 65 persen. Sedangkan skema lainnya yaitu Cash Bertahap dan Cash Keras, masing-masing 33 persen dan 2 persen dari total penjualan rumah primer. k17.
Komentar