Kemenag Gianyar Gelar Lomba Masak ‘Meramu Toleransi’
Kemenag Gianyar
Lomba Masak
Hari Amal Bhakti (HAB)
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gianyar
I Gusti Ngurah Agung Wardhita
GIANYAR, NusaBali - Serangkaian memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia ke-79, Kantor Kemenag Kabupaten Gianyar menggelar lomba masak dengan tema ‘Meramu Toleransi’. Kegiatan lomba masak itu dilaksanakan di halaman parkir Kantor Kemenag Gianyar, Jumat (6/12).
Menjadi daya tarik, ada salah satu peserta tampak lucu menggunakan pakaian kebaya dan menggunakan topeng. Peringatan HAB yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 3 Januari, Kantor Kemenag Gianyar menyelenggarakan beberapa perlombaan untuk memeriahkan. Salah satunya lomba memasak dengan tema meramu toleransi tersebut. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gianyar, I Gusti Ngurah Agung Wardhita, menyampaikan lomba masak tersebut sebagai merajut kerukunan yang sudah ada. “Dengan masak ini harus rukun, satu menu yang dituju dengan merajut toleransi,” jelasnya.
Dalam lomba masak tersebut hanya membuat satu menu makanan, yaitu nasi goreng. Namun dalam pelaksanaannya peserta yang merupakan perwakilan dari pegawai Kemenag Gianyar menggunakan busana daerah. “Selain mempererat kerukunan, kesempatan ini juga kami gunakan untuk memupuk rasa kebersamaan dan saling mengenalkan budaya masing-masing dalam memasak, namun satu visi dan misi. Khususnya untuk melayani umat yang ada di Kabupaten Gianyar,” papar birokrat asal Abiansemal, Badung ini.
Penggunaan topeng dalam memasak ini sangat diapresiasi oleh kepala kantor. Pasalnya dengan menggunakan topeng yang sifatnya hiburan itu sangat menambah kesulitan dalam memasak. Selain dari penglihatan juga dari pergerakan saat memasak, harus memiliki keahlian khusus. Topeng ini memiliki makna simbolis yang dalam dan sering kali mewakili karakter-karakter tertentu dalam cerita rakyat, mitologi, atau tradisi budaya Bali. Sehingga topeng yang digunakan tersebut lebih condong ke karakter ketokohan yang lucu.
Selain menggunakan topeng, peserta lainnya juga ada yang menggunakan pakaian adat Bali, dan daerah timur yang menggunakan koran yang dikreasikan. “Ini sebagai ruang menyalurkan kreatifitas para pegawai untuk menuangkan ide dan gagasannya dalam suasana memperingati HAB Kemenag RI,” ujar Agung Wardhita. Lomba memasak nasi goreng meramu toleransi ini juga dipilih untuk membuat para peserta lebih mengedepankan ciri khas nasi goreng yang dibuat. Meski hanya satu kategori, penyajian masing-masing peserta tentu akan berbeda-beda. 7 nvi
1
Komentar