Penanganan Erupsi Gunung Agung Disimulasikan
Simulasi penanganan bencana
Erupsi Gunung Agung
BPBD Karangasem
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem
Ida Ketut Arimbawa
AMLAPURA, NusaBali - BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem menggelar simulasi penanganan erupsi Gunung Agung, Karangasem, di Posko, Lapangan Tanah Aron Jalan Ngurah Rai Amlapura, Jumat (6/12).
Prioritas penanganan pada warga yang tinggal di KRB (kawasan rawan bencana) III. Salah satu cara penanganan dengan memberdayakan relawan desa tangguh bencana, berkoordinasi dengan kelian banjar adat, kelian banjar dinas, dan bendesa adat setempat.
"Tujuan simulasi agar tugas dan fungsi masing-masing di pos memahami tugasnya. Selanjutnya implementasinya di lapangan mampu memberdayakan masyarakat, memberdayakan pengungsi berbasis banjar," jelas Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Ketut Arimbawa di sela-sela memberikan arahan kepada masing-masing bidang di posko, Lapangan Tanah Aron, Jalan Ngurah Rai, Amlapura, Jumat (6/12).
Kata dia, penting memberdayakan masyarakat terutama desa tangguh bencana. Tujuannya, saat terjadi bencana erupsi Gunung Agung, petugas posko langsung bisa berkoordinasi dengan kelian banjar adat, dan kelian banjar dinas, di KRB III.
Ida Ketut Arimbawa mengatakan, pengalaman erupsi Gunung Agung 2017 mengajarkan, kurang terkoordinasikan pengungsi, sehingga menyebar di seluruh Bali. Hal itu menyebabkan, kelian banjar kesulitan mendata warganya, dan kesulitan menyalurkan bantuan.
Kali ini, lanjutnya, lebih terdata. Jalur evakuasi tersedia, arah petunjuk jalan telah dipasang, di setiap desa yang masuk KRB III, telah diarahkan, jalur pengungsi, dan tempat mengungsi telah disediakan. Sehingga masyarakat nantinya bisa melakukan evakuasi mandiri dan menuju tempat pengungsian secara mandiri.
KRB III mewilayahi enam desa yang lokasinya berhubungan langsung dengan Gunung Agung, yakni Desa Besakih di Kecamatan Rendang, Desa Jungutan dan Desa Bhuana Giri di Kecamatan Bebandem, Desa Ban dan Desa Dukuh di Kecamatan Kubu, dan Desa Sebudi di Kecamatan Selat.
Simulasi dibuka Sekda I Ketut Sedana Merta, dibagi lima bidang, yakni bidang administrasi dan keuangan, bidang perencanaan, bidang operasi, bidang logistik, dan bidang penanganan WNA. Dalam simulasi juga lanjut Ida Ketut Arimbawa disimulasikan, kondisi Gunung Agung, dari level I atau normal, naik ke level II waspada, level III siaga dan level IV awas. "Jika status Gunung Agung berstatus awas, artinya semua warga di KRB III wajib mengungsi," tambahnya.
Setelah simulasi, katanya, terekam dalam 3 dokumen, yakni dokumen kajian, dokumen rencana penanggulangan bencana dan dokumen rencana kontigensi.
Selama ini lanjut Arimbawa telah melatih intensif relawan tangguh bencana di enam desa, dan di desa itu telah dipasang sirene peringatan Gunung Agung.
Di bagian lain, Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa yang bertugas di bidang penanganan WNA, bertugas meyakinkan warga negara asing agar tidak berwisata ke KRB III. "Jika ada wisatawan asing terjebak di KRB III, secepatnya evakuasi dan diyakinkan, bahwa daerah yang dituju sangat berbahaya, karena Gunung Agung sedang erupsi," jelas Kariasa.
Tambahnya, jika WNA yang hendak kembali ke negaranya, namun penerbangan terganggu dari Bali, disarankan lewat darat terlebih dahulu menuju Surabaya atau Mataram. Dari sana, bisa terbang ke negara tujuan.7k16
Komentar