nusabali

Desa Cokelat Bali Sambut Liburan Nataru

  • www.nusabali.com-desa-cokelat-bali-sambut-liburan-nataru

TABANAN, NusaBali - Menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, Desa Wisata, Desa Cokelat Bali di areal pabrik Cau Chocolate di Banjar Dinas Cau, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan, bersiap menawarkan pengalaman wisata unik. Desa ini menggabungkan edukasi dan agrowisata di tengah kebun kakao seluas 34 hektare.

Dengan berbagai program seperti promosi dan sebagainya, tempat ini berharap dapat semakin dikenal oleh masyarakat lokal khsusnya melalui berbagai aktivitas menarik yang menonjolkan keunikan cokelat organik yang khas.
 
Handing Guest Desa Cokelat Bali, Ni Kadek Kusuma Dewi, menyebutkan bahwa libur akhir tahun menjadi momen penting untuk memperkenalkan agrowisata berbasis edukasi ini. “Kami menawarkan promo spesial untuk wisatawan domestik yang biasanya mendominasi kunjungan pada bulan Desember. Dengan aktivitas edukasi yang menarik, harapannya Desa Cokelat Bali bisa semakin dikenal dan mendukung ekonomi lokal,” ujarnya, Sabtu (7/12).
 
Untuk diketahui, sebagai produsen cokelat organik, Cau Coklat memproduksi beragam produk olahan cokelat yang tersebar di berbagai pasar oleh-oleh besar di Bali. Dengan praktik pertanian berkelanjutan, pabrik ini tidak hanya fokus pada kualitas produknya, tetapi juga memberikan pengalaman wisata yang lengkap. Seabagai destinasi wisata pengunjung dapat menikmati aktivitas seperti memetik buah kakao, melihat langsung proses pengolahan cokelat di pabrik, dan mencicipi berbagai produk unggulan di Desa Cokelat ini.
 
“Kami tidak hanya menyuguhkan cokelat sebagai produk akhir, tetapi juga memberikan edukasi tentang budidaya kakao, proses pasca-panen, hingga menjadi cokelat siap konsumsi. Semua produk kami berbasis organik dan telah tersertifikasi,” jelas Kusuma Dewi.
 
Pada periode Nataru ini, Desa Cokelat Bali optimistis kunjungan meningkat hingga 30 persen dibanding tahun sebelumnya. Rata-rata kunjungan saat ini mencapai 10-20 orang per hari, dengan dominasi wisatawan domestik. “Libur akhir tahun ini kami menyiapkan promo spesial untuk menarik lebih banyak pengunjung khususnya lokal, terutama karena wisatawan luar negeri cenderung menghabiskan waktu di negara asalnya pada Desember,” ujar Kusuma Dewi.
 
Selain menjadi destinasi wisata, Desa Cokelat Bali berperan besar dalam mendukung petani kakao lokal. Menurut Manajer Farm di P4S Cau Chocolate Gede Juli, pabrik Cau Chocolate ini membeli biji kakao langsung dari petani binaan dengan standar tinggi. “Kami memastikan kualitas biji kakao sesuai standar organik dan fermentasi. Dalam lima bulan terakhir, kami sudah membeli 10 ton kakao dari petani lokal,” katanya.
 
Lebih lanjut, Gede Juli menerangkan bahwa kebun edukasi di Desa Cokelat Bali selalu menyesuaikan jadwal panen agar kebun tetap memiliki buah matang yang siap dipetik oleh wisatawan. Setiap kali panen, kebun milik Desa Cokelat Bali mampu menghasilkan sekitar 30 kilogram buah kakao per minggu.
 
Saat musim panen puncak, produksi bisa mencapai hingga 90 kilogram per minggu, bahkan bisa dua kali panen dalam satu minggu. Pengaturan ini tidak hanya mendukung edukasi wisata, tetapi juga menjaga kualitas hasil panen untuk diolah menjadi produk cokelat unggulan.
 
Selain itu, pabrik ini juga membantu meningkatkan kesejahteraan petani lokal. “Dengan adanya pabrik di sini, petani mendapat hasil lebih baik dari panen mereka. Kehadiran Desa Cokelat membuat petani kakao di sekitar tersenyum,” Sambung Kusuma Dewi.
 
Kusuma Dewi berharap, dengan pendekatan ini, Desa Cokelat Bali bisa lebih dikenal lebih luas lagi, tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga mengedukasi pengunjung tentang proses budidaya dan pengolahan kakao yang berkelanjutan.7cr79

Komentar