Pengguna Motor Listrik di Kuta Masih Minim
MANGUPURA, NusaBali - Pengguna motor listrik di Kecamatan Kuta, Badung, hingga kini masih minim. Meski kendaraan ramah lingkungan ini terus dipromosikan sebagai alternatif transportasi masa depan, belum banyak masyarakat beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak (BBM).
Minimnya pengguna motor listrik berdampak pada lambatnya perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Bali. Fasilitas seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang telah dibangun di kawasan Kuta pun menjadi kurang optimal.
“Kebanyakan masyarakat tetap menggunakan kendaraan BBM sebagai alat transportasi utama, sedangkan motor listrik jarang digunakan, sehingga fasilitas pengisian daya (charging) pun jarang dimanfaatkan,” kata Ketua LPM Kuta Putu Adnyana pada Senin (9/12) siang.
Adnyana menambahkan, rendahnya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, kebiasaan menggunakan kendaraan BBM yang sudah lama melekat. Kedua, harga motor listrik yang dianggap belum terjangkau. Upaya mendorong penggunaan kendaraan listrik dengan mengadakan pelatihan konversi motor BBM ke motor listrik sebetulnya telah dilakukan. Namun, partisipasi dalam pelatihan ini pun masih minim. Sebuah pelatihan konversi yang digelar belum lama, lanjut Adnyana, yang bekerja sama dengan yayasan lokal, hanya berhasil menarik 30 peserta dari target 100 orang. “Dari Kuta, hanya 4-5 bengkel yang ikut ambil bagian, padahal jumlah bengkel di sini lebih dari 10,” ungkap Adnyana.
Minimnya minat terhadap motor listrik dinilai akan berdampak pada lambatnya perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Bali. Fasilitas seperti SPKLU yang telah dibangun di kawasan Kuta pun menjadi kurang optimal penggunaannya.
“Pemerintah perlu mengambil langkah konkret untuk mendorong masyarakat agar lebih tertarik menggunakan kendaraan listrik. Jadi harus ada indikator pencapaiannya dan harus ada feedback yang dirasakan masyarakat langsung. Saya harap ini menjadi perhatian, karena ini kan program pemerintah yang kita sukseskan bersama,” katanya.
Untuk diketahui, pada awal tahun 2024 LPM Kuta bersama PT Optima Integra Tehnika dan PT Jakarta Global Services menjalin kerja sama membangun dua SPKLU Tenaga Surya di kawasan Kuta. Salah satu keunggulan SPKLU ini adalah sistem tarif yang terjangkau untuk warga Kuta. Pembayaran isi daya di sini hanya Rp 1 per Kilowatt-hour (KWH) khusus untuk pengguna motor warga Kabupaten Badung. Sementara itu, warga dari luar Badung akan dikenakan tarif Rp 2.300 per KWH untuk motor dan Rp 38.000 per KWH untuk mobil. Untuk mengetahui warga Badung atau bukan, ada sistem dengan barcode.
Pembangunan SPKLU Tenaga Surya yang dibangun di kawasan Kuta yakni area depan Hard Rock Cafe, yang disediakan khusus untuk mobil. Sedangkan SPKLU Tenaga Surya yang berlokasi di depan Bar and Resto khusus untuk sepeda motor. 7 ol3
Komentar