Angin Ngelinus Terjang 3 Desa di Jembrana
Dampak paling parah terjadi di Desa Tegal Badeng Barat. Sesuai pendataan, ada 33 warga yang terdampak bencana angin ngelinus.
NEGARA, NusaBali
Bencana angin ngelinus (angin puting beliung) kembali terjadi di Kabupaten Jembrana. Setelah kejadian di Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Minggu (8/12) sore, angin ngelinus menerjang tiga desa di Kecamatan Negara, Senin (9/12) sore. Ketiga desa tersebut adalah Desa Pengambengan, Desa Cupel, dan Desa Tegal Badeng Barat.
Berdasar informasi yang dihimpun NusaBali, bencana angin ngelinus di 3 desa itu terjadi pada Senin sekitar pukul 15.00 Wita. Beruntung tidak ada korban jiwa ataupun laporan korban luka dalam bencana tersebut. Namun sejumlah rumah termasuk beberapa bangunan warga dan ada fasilitas umum yang dilaporkan rusak.
Dampak paling parah terjadi di Desa Tegal Badeng Barat. Sesuai pendataan pihak desa setempat, paling tidak ada 33 warga yang terdampak bencana tersebut. Selain kerusakan rumah, juga ada kerusakan sebuah mushola, sebuah merajan (pura keluarga), sebuah bangunan sumur bor milik kelompok subak, dan berbagai bangunan lainnya.
Sementara di Desa Cupel terdata 10 rumah warga rusak. Kemudian di Desa Pengambengan ada 5 rumah warga yang dilaporkan rusak. Sebagain besar rumah ataupun bangunan terdampak angin ngelinus itu mengalami kerusakan pada bagian atap. Sebagian besar kerusakan rumah warga itu dikategorikan rusak ringan dan ada beberapa masuk kategori rusak berat.
Kepala Desa Tegal Badeng Barat I Made Sudiana saat dikonfirmasi, Selasa (10/12), menyampaikan bahwa angin puting beliung mengakibatkan 33 korban terdampak di desanya. Menurutnya, angin ngelinus pada Senin sore itu, sempat memporak-porandakan sejumlah genting dan beberapa atap kanopi. Bahkan ada salah satu atap bangunan palinggih di merajan warganya yang roboh tersapu angin. “Untungnya tidak ada korban jiwa. Luka-luka juga nihil,” ucapnya.
Terkait bencana tersebut, Sudiana mengaku, pihaknya bersama seluruh jajaran di desa telah turun membantu perbaikan atap rumah warganya yang rusak. Juga diadakan bantuan sembako kepada warga terdampak dengan sinergi bersama pihak desa adat. “Sekarang sudah pulih semua. Tidak ada sampai mengungsi,” ujar Sudiana.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (Kalaksa BPBD) Jembrana I Putu Agus Artana Putra, mengatakan tidak ada korban jiwa dalam bencana angin puting beliung tersebut. Dari hasil kaji cepat jajarannya, sebagian besar kerusakan bersifat ringan, seperti genteng yang rontok. Kemudian juga ada yang rusak sedang dan rusak berat karena ada kerusakan pada kayu di atapnya patah.
Namun secara umum, Agus Artana menyatakan bahwa kerusakan sejumlah atap rumah warga itu sudah diperbaiki secara mandiri ataupun melalui swadaya masyarakat. Menurutnya, upaya pemulihan korban terdampak juga sudah dilakukan melalui pemerintah desa. “Yang rusak ringan bisa dibantu dari desa, karena desa juga telah menganggarkan dana untuk penanggulangan bencana. Termasuk untuk bantuan sembako dan layanan dasar,” kata Agus Artana.
Khusus warga yang mengalami kerusakan bangunan dengan kategori sedang dan berat, kata Agus Artana, akan diupayakan bantuan melalui APBD. Pihaknya akan melakukan asesmen lanjutan untuk pendataan kerugian masing-masing korban. "Nanti kita upayakan bantu melalui PMI (Palang Merah Indonesia), BPBD, ataupun dengan APBD. Tetapi yang terpenting saat ini adalah pemenuhan kebutuhan dasar,” tandas Agus Artana.
Agus Artana mengimbau masyarakat tetap waspada dengan potensi cuaca ekstrem belakangan ini. Di tengah potensi cuaca ekstrem ini, dirinya mengingatkan agar masyarakat mengutamakan keselamatan dan meminimalisir risiko bencana. 7 ode
1
Komentar