Monkey Forest Ubud Tutup Sementara, Besok Gelar Pecaruan
GIANYAR, NusaBali.com - Pasca musibah pohon tumbang yang merenggut nyawa dua wisatawan asing di Monkey Forest Ubud, pengelola memutuskan menutup sementara kawasan tersebut. Dijadwalkan pada Kamis (12/12/2024), pengelola menggelar upacara pecaruan sebagai upaya pembersihan secara niskala.
General Manager Monkey Forest Ubud, Anak Agung Bagus Bhaskara, menyampaikan bahwa seluruh korban insiden tertimpa pohon sudah tercover asuransi. "Kami bekerja sama dengan pihak asuransi, plafon asuransi berkisar dari Rp 100 juta hingga Rp 1 miliar," ungkapnya, Rabu (11/12).
Korban meninggal dunia, Funny Justine Christine (32) asal Prancis, saat ini dititipkan di RS Dharma Yadnya Denpasar, sementara jenazah Kim Hyoeun (42) asal Korea Selatan berada di RSUP Prof Ngoerah Sanglah. Selain itu, korban luka berat Lee Sunni (45) asal Korea Selatan masih dirawat di RS Kenak Medika pasca operasi.
Manajemen Monkey Forest memastikan tanggung jawab penuh terhadap korban, termasuk membantu akomodasi dan rencana pemulangan jenazah. "Keluarga korban dari Korea diperkirakan tiba dua hari lagi, sementara kami masih menunggu kabar dari keluarga korban Prancis," jelas Agung Bhaskara.
Upaya Niskala dan Antisipasi
Bendesa Adat Padangtegal Ubud, I Made Parmita, menyebutkan upacara pecaruan akan digelar di Pura Wana, dipimpin oleh sulinggih. "Kami berharap upacara ini dapat menetralisir energi negatif dan memohon agar musibah serupa tidak terjadi lagi," ujarnya. Sebelumnya, pihak adat juga menggelar upacara prayascita di lokasi kejadian.
Selain upaya niskala, pembersihan material pohon tumbang dan perbaikan fasilitas terus dilakukan. "Saat ini kawasan masih ditutup sementara, kami belum bisa memastikan kapan akan dibuka kembali," tambah Agung Bhaskara.
Terkait cuaca ekstrem, pihaknya menegaskan pentingnya pengawasan dan pemangkasan pohon secara rutin. "Kami sudah memiliki tim konservasi yang aktif melakukan perawatan pohon, serta memberikan informasi kepada pengunjung terkait kondisi cuaca," jelasnya.
Sekda Gianyar, Dewa Gede Alit Mutiara, bersama Kepala Dinas Pariwisata Gianyar, Wayan Gede Sedana Putra, meninjau lokasi pasca kejadian. "Ini musibah yang tidak bisa dihindari, namun kami pastikan penanganan korban dilakukan sebaik mungkin," ujarnya.
Dari catatan BPBD Gianyar, hujan sejak awal Desember telah menyebabkan sekitar 50 titik bencana, termasuk pohon tumbang dan tanah longsor. Imbauan telah dikeluarkan kepada seluruh pengelola destinasi wisata, termasuk 8 DTW di Gianyar, untuk melakukan pemangkasan pohon rawan tumbang sebagai langkah antisipasi.
Monkey Forest Ubud diharapkan segera kembali beroperasi dengan memperhatikan aspek keamanan, baik secara sekala maupun niskala, demi kenyamanan wisatawan di masa mendatang. *nvi
Komentar