Produksi Telur Turun, Diduga Akibat Virus AI
Ribuan ayam petelur milik peternak di Desa Pengiyangan, Kecamatan Susut, Bangli, diduga terserang virus AI yang memicu turunnya produksi telur.
BANGLI, NusaBali
Hasil panen telur para peternak ayam di Desa Pengiyangan, Kecamatan Susut, Bangli, menurun. Pemicunya diduga karena virus Avian Influenza atau AI. Hasil ayam petelur menurun hingga 50 persen.
Salah seorang peternak asal Banjar Pengiyangan Kawan, Desa Pengiyangan, Kecamatan Susut, I Nyoman Suparta, mengungkapkan, dirinya memelihara ayam petelur sebanyak 7.500 ekor. Sejak tiga bulan terakhir ayam tidak bertelur optimal. Setelah dicek ayam-ayam sebanyak 2.000 ekor terserang virus AI. Alhasil telur yang bisa dipanen mengalami penurunan.
“Dokter dari distributor obat untuk ternak ayam yang mengecek. Diketahui itu akibat virus AI, maka kami langsung lakukan vaksinasi,” ungkapnya, Senin (28/8).
Disinggung terkait biaya vaksin pihaknya belum bisa memastikan. Nyoman Suparta memperkirakan banyaknya ayam terserang virus AI, karena faktor cuaca yang kurang bagus. Kemudian tanda-tanda ayam yang terserang virus, yakni ayam terlihat lesu, makan pun menurun. Sehari ayam diberikan makan dua kali, masing-masing ekor bisa menghabiskan 120 gram.
Menurutnya, masa pemeliharaan ayam adalah 18 minggu. Setelah itu, ayam mulai bertelur, dengan masa produktif antara 90–100 minggu. “Ayam-ayam saya kena virus di umur produktif,” imbuhnya.
Kondisi seperti ini tidak hanya dialami Nyoman Suparta, beberapa peternak lainnya mengalami hal serupa. "Yang lain ada yang kena hingga 2.500 ekor, ada juga di bawah itu, tapi ada juga yang tidak kena,” ujarnya.
Pihaknya berharap pemerintah turun tangan untuk menangani persoalan ini. Sejauh ini, Nyoman Suparta mengaku belum ada pengecekan dari instansi terkait.
Dikonfirmasi terpisah Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Bangli Sri Rahayu, mengatakan pihaknya belum menerima laporan terkait virus AI. “Kami belum terima laporan, bila ada persoalan seperti ini peternak bisa sampaikan kepada petugas kami di UPT,” ucapnya.
Pihaknya memastikan akan segera turun untuk mengecek kondisi di lapangan. Dikatakan pula bila penurunan produksi telur tidak semata-mata karena virus AI, bisa saja ada faktor yang lain. “Bisa saja ayam sudah tua sehingga tidak bisa memproduksi telur seperti umur produktif. Tapi kami akan tetap mengecek ke lokasi tersebut,” jelasnya melalui telepon. *e
Salah seorang peternak asal Banjar Pengiyangan Kawan, Desa Pengiyangan, Kecamatan Susut, I Nyoman Suparta, mengungkapkan, dirinya memelihara ayam petelur sebanyak 7.500 ekor. Sejak tiga bulan terakhir ayam tidak bertelur optimal. Setelah dicek ayam-ayam sebanyak 2.000 ekor terserang virus AI. Alhasil telur yang bisa dipanen mengalami penurunan.
“Dokter dari distributor obat untuk ternak ayam yang mengecek. Diketahui itu akibat virus AI, maka kami langsung lakukan vaksinasi,” ungkapnya, Senin (28/8).
Disinggung terkait biaya vaksin pihaknya belum bisa memastikan. Nyoman Suparta memperkirakan banyaknya ayam terserang virus AI, karena faktor cuaca yang kurang bagus. Kemudian tanda-tanda ayam yang terserang virus, yakni ayam terlihat lesu, makan pun menurun. Sehari ayam diberikan makan dua kali, masing-masing ekor bisa menghabiskan 120 gram.
Menurutnya, masa pemeliharaan ayam adalah 18 minggu. Setelah itu, ayam mulai bertelur, dengan masa produktif antara 90–100 minggu. “Ayam-ayam saya kena virus di umur produktif,” imbuhnya.
Kondisi seperti ini tidak hanya dialami Nyoman Suparta, beberapa peternak lainnya mengalami hal serupa. "Yang lain ada yang kena hingga 2.500 ekor, ada juga di bawah itu, tapi ada juga yang tidak kena,” ujarnya.
Pihaknya berharap pemerintah turun tangan untuk menangani persoalan ini. Sejauh ini, Nyoman Suparta mengaku belum ada pengecekan dari instansi terkait.
Dikonfirmasi terpisah Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Bangli Sri Rahayu, mengatakan pihaknya belum menerima laporan terkait virus AI. “Kami belum terima laporan, bila ada persoalan seperti ini peternak bisa sampaikan kepada petugas kami di UPT,” ucapnya.
Pihaknya memastikan akan segera turun untuk mengecek kondisi di lapangan. Dikatakan pula bila penurunan produksi telur tidak semata-mata karena virus AI, bisa saja ada faktor yang lain. “Bisa saja ayam sudah tua sehingga tidak bisa memproduksi telur seperti umur produktif. Tapi kami akan tetap mengecek ke lokasi tersebut,” jelasnya melalui telepon. *e
Komentar