nusabali

RSUD Buleleng Kini Punya Ruang Rawat Inap Jiwa

  • www.nusabali.com-rsud-buleleng-kini-punya-ruang-rawat-inap-jiwa

SINGARAJA, NusaBali - Upaya memandirikan pelayanan kesehatan terus diupayakan RSUD Buleleng.

Pada penghujung tahun ini, RSUD Buleleng menyiapkan ruang rawat inap khusus pasien jiwa. Ruang rawat inap pasien jiwa ini berkapasitas 4 bed dan satu ruang isolasi.
 
Ruang rawat inap khusus pasien jiwa memanfaatkan gedung laundry lama yang berada di sebelah utara Ruang Sedap Malam. Penyiapan ruang rawat inap ini juga dilengkapi dengan satu ruang isolasi untuk 1 orang pasien kronis dan juga ruang rehabilitasi.
 
Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha mengatakan, layanan rawat inap pasien jiwa ini dibuat karena melihat persoalan yang terjadi selama ini. Pasien jiwa yang berobat ke RSUD Buleleng per bulannya cukup tinggi. Pasien yang menjalani rawat jalan per bulannya rata-rata lebih dari 50 orang. Sedangkan yang memerlukan rawat inap rata-rata per bulannya 1-2 orang.
 
“Selama ini pasien jiwa yang memerlukan rawat inap dengan keadaan gelisah selalu dirujuk ke RSJ Bangli. Padahal ahlinya banyak di Buleleng dan sekitarnya. Pasien dan keluarga ketika dirujuk sering menolak karena alasan jarak, pendampingan keluarga, dan biaya. Belakangan RSJ Bangli juga kewalahan menerima rujukan dari seluruh Bali, akibatnya kualitas pelayanan kesehatan menurun. Sehingga kita buat solusi rawat inap ini,” ucap Arya Nugraha.
 
Persoalan lain muncul saat pasien jiwa yang perlu rawat inap disatukan dengan pasien umum. Hal ini berpotensi memicu keributan bahkan kerusakan bangunan rumah sakit. Beberapa kasus pasien jiwa sering kali mengamuk di ruang rawat inap hingga memecahkan kaca jendela. Sehingga idealnya memang memerlukan ruang dan penanganan khusus.
 
Ruang rawat inap jiwa ditarget sudah beroperasi bulan Desember ini. Selain menyiapkan ruangan dan peralatan medis, Sumber Daya Manusia (SDM) juga sudah tersedia. Terutama psikiater, psikolog klinis dan juga dokter spesialis saraf.
 
“Kami ada dua tenaga psikiater dengan kontrak khusus dengan psikiater senior kita yang sudah pensiun dan ada satu lagi kita sekolahkan dokter ASN spesialis kesehatan jiwa. Psikolog dan dokter saraf kita memadai. Kita siapkan dokter saraf karena problem kejiwaan itu gangguan psikis dan penyakit saraf saling terkait,” jelas Dirut yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini.7 k23

Komentar