Perempuan Wajib Memahami Tantangan Alami Menopause
GIANYAR, NusaBali - Kesehatan reproduksi wanita sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari masalah hormonal hingga dampak menopause.
Sayangnya, pemahaman dan edukasi tentang isu-isu ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam menjaga kesehatan reproduksi perempuan. Menyadari pentingnya hal ini, DPD Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) Provinsi Bali bekerja sama dengan Kasih Ibu Hospital menggelar Health Talk bertema ‘Kesehatan Reproduksi Wanita’ di Aula RS Kasih Ibu Saba, Gianyar, Jumat (13/12).
Acara ini menghadirkan dr Fernando Taruly Tua Sitorus SpOG sebagai pembicara utama dengan moderator Anak Agung Putri Puspawati, yang juga Ketua DPD Perwira Bali. Dalam sambutannya, AA Puspawati mengungkapkan pentingnya acara ini untuk meningkatkan kesadaran perempuan Bali tentang kesehatan reproduksi. “Kesehatan reproduksi adalah fondasi penting bagi kesejahteraan perempuan. Melalui acara ini, kami berharap dapat memberikan edukasi yang bermanfaat untuk para peserta,” ujarnya. Acara ini turut dihadiri perwakilan Pemerintah Kabupaten Gianyar, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD), PHDI, Bhayangkari, Persit, BKOW, dan masyarakat umum lainnya.
dr Fernando dalam paparannya membahas berbagai isu terkait kesehatan reproduksi wanita, mulai dari masa subur hingga menopause. Salah satu topik yang mendapat perhatian khusus adalah dampak menopause terhadap kesehatan fisik dan mental perempuan. “Menopause adalah proses alami yang tidak bisa dihindari. Namun, gejalanya seperti hot flashes, sulit tidur, perubahan suasana hati, dan penurunan kepadatan tulang harus dikelola dengan baik,” jelas dr Fernando. Dia menambahkan bahwa gejala menopause dapat berbeda pada setiap individu, tergantung pada usia, genetika, dan faktor hormonal.
dr Fernando juga menekankan pentingnya deteksi dini dan penanganan masalah kesehatan reproduksi. “Menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mengelola stres dapat membantu mengurangi risiko osteoporosis, yang sering terjadi pada wanita pasca-menopause,” ungkapnya. Selain itu, dia menjelaskan bahwa menjaga kesehatan kulit dan rambut juga berkaitan erat dengan keseimbangan hormon estrogen. Menurut dr Fernando, salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang gejala menopause. “Banyak wanita yang mengalami gejala seperti vagina kering, infeksi, atau perubahan suasana hati, tetapi tidak menyadari bahwa ini adalah tanda-tanda menopause. Padahal, pemahaman yang baik dapat membantu meningkatkan kualitas hidup,” ujarnya.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana para peserta aktif bertanya mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi. Putri Puspawati pun menutup acara dengan harapan agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat Bali. 7 mao
Komentar