Tontowi/Liliyana Kembali Juara Dunia
Pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi satu-satunya andalan Indonesia yang keluar sebagai juara dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 di Glasgow, Skotlandia.
GLASGOW, NusaBali
Tontowi/Liliyana juara dunia lagi, setelah mengalahkan pasangan China, Zheng Siwei/Chen Qingchen, dalam tarung final di Emirates Arena Glasgow, Senin (28/8) dinihari Wita. Ini gelar juara dunia kedua kalinya bagi pasangan Tontowi/Liliyana. Khusus bagi Liliyana, ini gelar juara dunia keempat kalinya.
Pasangan Tontowi/Liliyana yang notabene peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, harus berjuang ekstra rubber set untuk mengalahkan Zheng Siwei/Chen Qingchen dalam final kejuaraan dunia yang ditayangkan langsung Kompas TV Dewata, dinihari kemarin. Pada set pertama, Tontowi/Liliyana harus menyerah 15-21 dari Zheng/Chen, karena banyak melakukan kesalahan sendiri.
Barulah memasuki set kedua, Tontowi/Liliyana menemukan bentuk permainannya, dengan menang mudah 21-16. Di set ketiga yang menentukan, Tontowi/Liliyana bahkan sempat langsung melejit 12-1, sebelum akhirnya menang dengan skor 21-15.
Sukses Tontowi/Liliyana menjadi hiburan tersendiri bagi Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 di Glasgow. Sebab, merekalah satu-satunya andalan Indonesia yang berhasil membawa pulang gelar juara. Sebetulnya, Indonesia berpeluang meraih gelar juara dunia dari sekor ganda putra. Sayangnya, pasangan Mohamad Ahzan/Rian gagal menjadi jawara, setelah dipecundangi jago China, Liu Cheng/Zhang Nan, dalam final yang digelar sebelum partai ganda campuran.
Pasangan Ahsan/Rian praktis tidak mampu memberikan perlawanan terhadap pasangan China, hingga menyerah straight set 10-21, 17-21. Ahsan/Rian tak mampu mengembahkan permainan dan selalu dalam tekanan di dua game.
Keberhasilan Tontowi/Liliyana praktis mengulangi kepahlawanan mereka dalam Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Kala itu, Tontowi/Liliyana juga menjadi satu-satunya andalan Indonesia yang mampu mempersembahkan medali emas cabang primadona bulutangkis bagi kontingen Merah Putih. Mereka sabet medali emas setelah di babak final mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dengan 21-14, 21-12.
Inilah gelar juara dunia buat kedua kalinya bagi pasangan Tontowi/Liliyana, setelah sebelumnya mereka juga memenangkan gelar pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013 di Guangzhou, China. Waktu itu, Tontowi/Liliana sukses mengalahkan andalan tuan rumah China, Xu Chen/Ma Jin di babak final.
Sedangkan bagi Liliyana Natsir sendiri, ini merupakan gelar juara dunia yang keempat kalinya. Dalam dua kesempatan lainnya, Liliyana sempat sabet gelar juara dunia ganda campuran ketika berpasangan dengan Nova Widianto dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkia 2005 dan 2007.
Dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2005 di Anaheim, pasangan Nova/Liliyana jadi jawara setelah sukses habisi jadi China Xie Zhongbo/Zhang Yawen di babak final. Sedangkan dalam kejuaraan Dunia 2007 di Kuala Lumpur, Nova/Liliyana jadi jawara setelah sukses habisi pasangan Zheng Bo/Gao Ling di final.
Maka, Liliyana yang kini berusia 31 tahun mencatatkan diri sebagai pemain paling sukses di sektor ganda campuran, dengan empat gelar juara dunia. Liliyana hanya kalah dari Lin Dan (China), Park Joo-bong (Korea Selatan), dan Zhao Yunlei (China), yang masing-masing telah torehan lima gelar juara dunia. Lin Dan sabut lima kali gelar juara dunia di nomor tunggal putra, sementara Park Joo-bong di ganda campuran, dan Zhao Yunle di ganda putri.
Seharusnya, Liliyana sudah berhasil merebut lima gelar juara dunia nomor ganda campuran, andaikan tidak kalah dalam tarung final Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2009 di Hyderabad, India. Waktu itu, Liliyana yang berpasangan dengan Nova Widianto dipecundangi pasangan Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytte, di babak final. *nar
Pasangan Tontowi/Liliyana yang notabene peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, harus berjuang ekstra rubber set untuk mengalahkan Zheng Siwei/Chen Qingchen dalam final kejuaraan dunia yang ditayangkan langsung Kompas TV Dewata, dinihari kemarin. Pada set pertama, Tontowi/Liliyana harus menyerah 15-21 dari Zheng/Chen, karena banyak melakukan kesalahan sendiri.
Barulah memasuki set kedua, Tontowi/Liliyana menemukan bentuk permainannya, dengan menang mudah 21-16. Di set ketiga yang menentukan, Tontowi/Liliyana bahkan sempat langsung melejit 12-1, sebelum akhirnya menang dengan skor 21-15.
Sukses Tontowi/Liliyana menjadi hiburan tersendiri bagi Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 di Glasgow. Sebab, merekalah satu-satunya andalan Indonesia yang berhasil membawa pulang gelar juara. Sebetulnya, Indonesia berpeluang meraih gelar juara dunia dari sekor ganda putra. Sayangnya, pasangan Mohamad Ahzan/Rian gagal menjadi jawara, setelah dipecundangi jago China, Liu Cheng/Zhang Nan, dalam final yang digelar sebelum partai ganda campuran.
Pasangan Ahsan/Rian praktis tidak mampu memberikan perlawanan terhadap pasangan China, hingga menyerah straight set 10-21, 17-21. Ahsan/Rian tak mampu mengembahkan permainan dan selalu dalam tekanan di dua game.
Keberhasilan Tontowi/Liliyana praktis mengulangi kepahlawanan mereka dalam Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Kala itu, Tontowi/Liliyana juga menjadi satu-satunya andalan Indonesia yang mampu mempersembahkan medali emas cabang primadona bulutangkis bagi kontingen Merah Putih. Mereka sabet medali emas setelah di babak final mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dengan 21-14, 21-12.
Inilah gelar juara dunia buat kedua kalinya bagi pasangan Tontowi/Liliyana, setelah sebelumnya mereka juga memenangkan gelar pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013 di Guangzhou, China. Waktu itu, Tontowi/Liliana sukses mengalahkan andalan tuan rumah China, Xu Chen/Ma Jin di babak final.
Sedangkan bagi Liliyana Natsir sendiri, ini merupakan gelar juara dunia yang keempat kalinya. Dalam dua kesempatan lainnya, Liliyana sempat sabet gelar juara dunia ganda campuran ketika berpasangan dengan Nova Widianto dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkia 2005 dan 2007.
Dalam Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2005 di Anaheim, pasangan Nova/Liliyana jadi jawara setelah sukses habisi jadi China Xie Zhongbo/Zhang Yawen di babak final. Sedangkan dalam kejuaraan Dunia 2007 di Kuala Lumpur, Nova/Liliyana jadi jawara setelah sukses habisi pasangan Zheng Bo/Gao Ling di final.
Maka, Liliyana yang kini berusia 31 tahun mencatatkan diri sebagai pemain paling sukses di sektor ganda campuran, dengan empat gelar juara dunia. Liliyana hanya kalah dari Lin Dan (China), Park Joo-bong (Korea Selatan), dan Zhao Yunlei (China), yang masing-masing telah torehan lima gelar juara dunia. Lin Dan sabut lima kali gelar juara dunia di nomor tunggal putra, sementara Park Joo-bong di ganda campuran, dan Zhao Yunle di ganda putri.
Seharusnya, Liliyana sudah berhasil merebut lima gelar juara dunia nomor ganda campuran, andaikan tidak kalah dalam tarung final Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2009 di Hyderabad, India. Waktu itu, Liliyana yang berpasangan dengan Nova Widianto dipecundangi pasangan Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytte, di babak final. *nar
Komentar