ST Yowana Yasa Banjar Merthayasa Sambut Tahun Baru Caka 1947 dengan Semangat Berkarya
DENPASAR, NusaBali.com – ST Yowana Yasa dari Banjar Merthayasa, Desa Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, tengah mempersiapkan ogoh-ogoh dengan antusias menyambut Tahun Baru Caka 1947. Dimulai sejak awal Desember 2024, pengerjaan ogoh-ogoh mereka kini telah mencapai 20 persen dan menampilkan empat tokoh karakter dengan rancangan semi permanen.
Ketua ST Yowana Yasa, I Gede Jayana (24), menyampaikan bahwa proses pengerjaan dilakukan dengan semangat gotong royong. “Kami mulai bekerja setiap malam, dari pukul 19.00 hingga tengah malam. Harapannya, ogoh-ogoh yang kami hasilkan tahun ini bisa lebih baik dari sebelumnya,” ujar Jayana saat ditemui pada Kamis (5/12/2024).
Harapan untuk Tahun Baru
Jayana mengungkapkan harapan besar bagi ST-nya dan generasi muda Bali pada Tahun Baru 2025 dan Tahun Baru Caka 1947. “Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik, dan para yowana di Bali semakin melestarikan seni dan budaya, khususnya dalam berkesenian ogoh-ogoh. Selain itu, kami ingin karya ini menjadi motivasi bagi ST lainnya untuk terus belajar dan berproses meski persaingan semakin ketat,” katanya.
Dengan konsep semi permanen, ogoh-ogoh yang dirancang oleh ST Yowana Yasa membutuhkan perhatian khusus pada kontruksi dasar. Hal ini menjadi evaluasi penting bagi mereka agar hasil karya tahun ini lebih matang dan maksimal.
Jayana juga menyoroti persaingan yang semakin ganas di ajang lomba tarung bebas ogoh-ogoh, khususnya di Denpasar. “Kami sangat kagum melihat perkembangan seni ogoh-ogoh. Setiap banjar rela mengeluarkan dana besar untuk menyambut Hari Pengerupukan. Ini menunjukkan bagaimana tradisi ini terus berkembang pesat dan tetap relevan di tengah kemajuan zaman,” tambahnya.
Dalam ajang lomba tarung bebas 2025, ST Yowana Yasa berkomitmen menampilkan karya yang maksimal tanpa melupakan nilai-nilai tradisi. “Kami ingin menginspirasi generasi muda untuk terus melestarikan budaya Bali. Bukan hanya soal menang, tetapi bagaimana proses berkarya itu menjadi pembelajaran yang bermakna,” tutup Jayana.
Dengan semangat dan antusiasme tinggi, ST Yowana Yasa menunjukkan bahwa tradisi ogoh-ogoh lebih dari sekadar seni—ini adalah bentuk nyata dari kecintaan terhadap budaya Bali yang adi luhur. *m03
Komentar