Tokoh Perdamaian Dunia ‘Kumpul’ di Kura Kura Bali
Gelar THK U untuk Refleksikan Tantangan Global
DENPASAR, NusaBali - United In Diversity (UID) Foundation menggelar acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK U) atau Forum THK di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Denpasar, 14-15 Desember 2024.
Para pemimpin global terkemuka, tokoh spiritual, dan seniman terkenal berkumpul di pantai Kura Kura Bali untuk berefleksi dan mencari solusi modern mengatasi tantangan global.
Gerakan global ini terinspirasi oleh Deklarasi Istiqlal dan semangat persahabatan yang dipelihara oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Nasaruddin, bertujuan untuk memperkuat komitmen terhadap perdamaian dan harmoni. Paus Fransiskus, Imam Besar Nasaruddin, peraih Penghargaan Hollywood Michelle Yeoh, Presiden Bank Dunia Ajay Banga, pendiri Bridgewater Ray Dalio, pemimpin spiritual Deepak Chopra, filantropis Susan Rockefeller, dan pemerintah Indonesia berkumpul secara langsung dan daring untuk berpartisipasi dalam acara unik yang merayakan persatuan, keragaman, dan pembangunan berkelanjutan.
Presiden UID Foundation, Tantowi Yahya mengatakan pertemuan ini berfungsi sebagai platform yang kuat untuk membahas dan menangani masalah kritis seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan perdamaian global. Dengan menggabungkan kearifan kuno dengan inovasi modern, para peserta berharap dapat menginspirasi gerakan global menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.
“Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK U) bukan hanya sekadar acara melainkan sebuah gerakan yang mengajak kita untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, berdasarkan prinsip-prinsip harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas,” ujar Tantowi di sela acara, Sabtu (14/12). Berakar pada prinsip harmoni dengan manusia, alam, dan Yang Mahakuasa, THK U menawarkan ruang bagi semua orang untuk merayakan kemanusiaan dan membangun masa depan yang lebih baik.
Dalam acara ini, para peserta diundang untuk bertransformasi dari pemikiran egosentris menjadi solusi ekosentris, membangun jaringan dengan para pemimpin dari berbagai sektor, dan memicu potensi spiritual, kolaboratif, dan intelektual. "THK U adalah suar harapan dalam kegelapan, menginspirasi kita untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ujar mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru ini.
Seniman kontemporer memamerkan karya mereka melalui kubah seni konstelasi berputar yang menyinari di area Kura Kura Bali. Dipimpin oleh seniman terkenal Lance M Fung, pameran tahunan ini mempertemukan seniman yang mewakili berbagai negara kepulauan di seluruh dunia. Melalui instalasi dan lukisan yang menggugah pikiran, para seniman ini menyuarakan keprihatinan mereka tentang dampak krisis air terhadap masyarakat dan ekosistem.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai titik awal untuk perubahan yang lebih besar. Bersama-sama kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, harmonis, dan berkelanjutan,” kata Tantowi.
Sementara itu, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan pihaknya turut mendukung gerakan THK U. Jaringan Gusdurian bersama perguruan tinggi keagamaan di Indonesia telah melakukan berbagai program untuk mendiskusikan krisis iklim dari sudut pandang agama-agama di Indonesia. “17 perguruan tinggi keagamaan Islam, Hindu, Kristen, dan lainnya telah menggelar program terkait ekologi, krisis iklim, dan agama,” ujar putri sulung mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini. 7
Komentar