Lomba Mancing di Tukad Rarangan Jadi Ajang Pelestarian Lingkungan dan Kebersamaan
DENPASAR, NusaBali.com – Sekaa Teruna Santhi Dharma (STSD) dari Banjar Pemalukan, Kelurahan Peguyangan, Denpasar Utara, sukses menyelenggarakan Lomba Mancing pada Minggu (15/12/2024). Bertempat di Tukad Rarangan, Peguyangan Kaja, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang rekreasi tetapi juga bertujuan melestarikan lingkungan sungai.
Lomba yang memasuki edisi kelima ini diikuti oleh 900 peserta, termasuk dari luar kota seperti Tabanan. Selain itu, acara ini turut mengundang pejabat daerah, termasuk Walikota Denpasar IGN Jaya Negara dan anggota DPRD, serta secara resmi dibuka oleh Camat Denpasar Utara.
Ketua STSD, I Wayan Satya Karuna (Dodik), menjelaskan bahwa lomba mancing kali ini memiliki tujuan beragam, mulai dari penggalangan dana, pelestarian lingkungan sungai, hingga mempererat kebersamaan di antara anggota ST.
“Kami memilih Tukad Rarangan karena lokasinya strategis, dengan area parkir luas dan lingkungan yang asri. Tempat ini jarang dilalui kendaraan, sehingga mengurangi kemacetan, dan berada di sekitar persawahan yang masih alami. Dengan lomba ini, kami ingin mengedukasi masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai,” ujar Dodik.
Dalam perlombaan tersebut, panitia menebar 400 kg ikan, termasuk 20 ekor ikan master dengan berat masing-masing 4 kg. Para peserta memperebutkan total hadiah Rp 4,5 juta dan berbagai doorprize menarik.
Berbeda dengan lomba mancing di kolam, STSD mengusung konsep lomba mancing air deras, yang memberikan tantangan tersendiri bagi peserta. Para pemenang ditentukan berdasarkan berat ikan master yang berhasil ditangkap, dan hasilnya dicatat dengan sistem piramida, mulai dari yang terberat hingga teringan.
“Kami juga memberikan hadiah hiburan berupa undian doorprize dan pita hadiah untuk menambah semarak acara,” tambah Dodik.
Dukungan untuk Kreativitas Sekaa Teruna
Menurut Dodik, hasil dari kegiatan ini akan dialokasikan untuk mendukung kreativitas anggota ST.SD, terutama dalam persiapan pembuatan ogoh-ogoh menyambut Tahun Baru Caka 1947.
“Harapan kami, lomba ini tidak hanya menjadi ajang rekreasi, tetapi juga mempererat rasa menyama braya (gotong royong) di antara masyarakat. Kami ingin kegiatan ini menjadi tradisi tahunan yang terus berkembang,” katanya.
Dodik mengungkapkan bahwa antusiasme peserta meningkat drastis dari tahun ke tahun. “Tahun sebelumnya, peserta hanya sekitar 200-300 orang. Tahun ini mencapai 900 peserta. Ini menunjukkan semakin tingginya minat masyarakat terhadap lomba mancing kami,” tutup Dodik.
Dengan konsep yang memadukan rekreasi, pelestarian lingkungan, dan kebersamaan, Lomba Mancing STSD berhasil memberikan warna baru dalam rangkaian kegiatan Sekaa Teruna di Denpasar Utara. *m03
Komentar