Desember-Januari Puncak Musim Hujan di Bali
Waspada Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang
MANGUPURA, NusaBali - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar melaporkan kondisi atmosfer yang tidak stabil di wilayah Bali mendukung terbentuknya awan hujan yang sering disertai kilat atau petir.
Fenomena ini diperkirakan akan terus berlangsung selama musim hujan yang saat ini melanda sebagian besar wilayah Bali.
“Saat ini musim hujan sudah terjadi di sebagian besar wilayah Bali, diprediksi bulan Desember dan Januari merupakan puncak musim hujan di Bali,” ujar Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Luh Eka Arisanti saat dihubungi, Minggu (15/12) siang.
Eka menambahkan bahwa hujan petir masih berpotensi hingga masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau sekitar bulan Maret atau April. Berdasarkan pengamatan atmosfer terkini, BBMKG memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Bali akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat dalam tiga hari ke depan.
“Dari data pengamatan cuaca beberapa hari terakhir, petir terjadi hampir di sebagian besar wilayah Bali namun tidak dalam waktu yang bersamaan,” ungkapnya. Disinggung soal pengamatan petir dan data historisnya, Eka merekomendasikan untuk menghubungi Stasiun Geofisika Sanglah, Denpasar. Sementara, untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap hujan sedang hingga langkah yang disarankan meliputi mengurangi aktivitas di luar ruangan saat cuaca sedang hujan. Kemudian menghindari lapangan terbuka, pohon besar, atau bangunan yang berisiko terkena sambaran petir.
Petugas mengevakuasi korban tersambar petir di Pantai Mertasari, Sanur Kauh, Denpasar, Sabtu (14/12). –IST
“Masyarakat dapat mewaspadai terjadinya hujan sedang-lebat yang dapat diikuti dengan kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat dengan cara mengurangi aktivitas di luar ruangan saat cuaca sedang hujan. Jika berada di luar ruangan agar menghindari lapangan terbuka atau pohon dan bangunan yang berpotensi terkena sambaran petir dan pohon tumbang,” pungkasnya.
Seperti diberitakan cuaca hujan disertai petir memakan korban jiwa, yakni seorang pemancing bernama Yoga Dwita Anugroho,24, yang tinggal di Jalan Dewi Kunti nomor 8, Banjar Tanjung Bungkak Kaja, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur, Kota Denpasar. Korban diduga tersambar petir saat berteduh di Pantai Mertasari, Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Sabtu (14/12) sore. Korban pun dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi tubuh terbakar akibat sambaran petir.
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dalam keterangan persnya, Minggu (15/12) mengatakan korban dan seorang rekannya sekaligus saksi tiba di lokasi di sekitar pukul 13.30 Wita. Keduanya datang ke Pantai Mertasari untuk memancing ikan. Saat tiba di sana hujan deras. Korban dan rekannya memilih berteduh di bale bengong anjungan laut Pantai Mertasari. Pada saat berteduh itu korban Yoga Dwita Anugroho sempat mengingatkan rekannya I Gede Gandhi Astawa,28, (saksi) untuk mematikan handphone (HP), karena saat itu hujan deras disertai petir.
Hingga pukul 15.30 Wita korban dan saksi masih berteduh. Tiba-tiba petir menyambar korban. "Seketika korban terjatuh ke tanah. Melihat korban jatuh ke tanah, saksi panik dan meminta pertolongan warga sekitar," ungkap AKP Sukadi. Tak lama berselang pengunjung pantai berdatangan ke TKP. Kejadian itu juga dilaporkan ke pihak kepolisian. Tak lama kemudian aparat Polsek Denpasar Selatan datang ke TKP. Dibantu warga dan BPBD Kota Denpasar mengevakuasi korban.
"Tim medis dari BPBD Kota Denpasar menyatakan korban tidak ada denyut nadi. Selanjutnya jenazah korban dievakuasi ke RS Bali Mandara, Sanur. Pihak keluarga korban menerima kematian korban sebagai musibah," tutur AKP Sukadi. 7 ol3, pol
Komentar