nusabali

Wayan Budayana Hadirkan ‘Distopia’ di TAT Art Space, Menggugah Refleksi Sosial dan Ekologi

  • www.nusabali.com-wayan-budayana-hadirkan-distopia-di-tat-art-space-menggugah-refleksi-sosial-dan-ekologi

DENPASAR, NusaBali.com – Pelukis asal Singapadu, Gianyar, Wayan Budayana, kembali menunjukkan daya tariknya dalam dunia seni rupa melalui pameran tunggal bertajuk Distopia. Pameran ini berlangsung di TAT Art Space, Denpasar, mulai 14 Desember 2024 hingga 4 Januari 2025.

Mengusung tema Distopia, Budayana menghadirkan 15 karya seni, terdiri dari lukisan di atas kanvas dan tapel—topeng kayu yang kaya akan makna tradisional. Tema ini lahir dari kegelisahan sang seniman terhadap isu-isu sosial-politik serta krisis ekologi yang terus membayangi kehidupan modern, khususnya di Bali.

“Distopia adalah istilah untuk menggambarkan tempat yang tidak menyenangkan. Dalam karya-karya ini, saya mencoba merefleksikan kondisi yang menurut saya perlu diangkat sebagai keresahan personal yang relevan secara universal,” ungkap Wayan Budayana saat pembukaan pameran, Sabtu (14/12/2024).

Karya dengan Sentuhan Tradisi Lokal dan Emosi Kontemporer

Dalam pameran ini, Budayana mengajak pengunjung menyelami kompleksitas distopia melalui pendekatan visual yang penuh simbolisme dan ekspresi mendalam. Dua dari 15 karya yang ditampilkan berbentuk tapel berbahan kayu pule, mencerminkan tradisi Bali dengan sentuhan personal. Sementara 13 karya lainnya berupa lukisan di atas kanvas, menggunakan teknik wash yang menciptakan efek tekstur tebal dan berlapis.

Wayan Budayana.

“Tapel yang saya pamerkan tetap menggunakan kayu pule seperti tapel tradisional Bali, tetapi dengan estetika yang lebih personal. Untuk lukisan, saya mencoba menyampaikan dinamika emosi melalui teknik wash, sehingga hasilnya lebih mendalam,” jelas Budayana.

Distopia bukan sekadar pameran seni, tetapi juga ruang refleksi tentang arah kehidupan manusia dan lingkungan. Di tengah perubahan yang pesat, pameran ini menjadi pengingat tentang keseimbangan antara modernitas dan kelestarian budaya serta ekologi, khususnya di Pulau Dewata.

TAT Art Space membuka pintunya bagi pecinta seni dan masyarakat umum setiap hari selama pameran berlangsung. Pameran ini memberikan kesempatan langka untuk menikmati kedalaman karya Wayan Budayana, seorang seniman dengan sensibilitas tinggi terhadap isu-isu kontemporer.

“Pameran ini tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga mengundang kita untuk merenung, berdialog, dan mencari solusi atas dinamika yang kita hadapi bersama,” tutup Budayana.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menyelami Distopia, sebuah perjalanan visual yang memadukan tradisi dan kritik kontemporer, dari sudut pandang seniman Bali yang sarat makna. *win

Komentar