Gianyar Gelar ‘Ngerupuk Festival’, Lomba Ogoh-Ogoh Sambut Tahun Baru Caka 1947
GIANYAR, NusaBali.com – Dalam menyambut Tahun Baru Caka 1947, Manggala Pasikian Yowana Kabupaten Gianyar mengadakan lomba ogoh-ogoh yang akan berlangsung pada bulan Maret 2025 mendatang. Ajang ini menjadi salah satu langkah konkret untuk melestarikan seni dan budaya, khususnya tradisi ogoh-ogoh di Kabupaten Gianyar, yang selama ini dikenal sebagai kota seni.
Pande Made Widya, Manggala Pasikian Yowana Kabupaten Gianyar, mengatakan bahwa persiapan lomba telah dimulai sejak rapat yang digelar Jumat (13/12/2024). "Untuk tahun 2025, lomba ogoh-ogoh di Kabupaten Gianyar akan difasilitasi oleh Pemkab Gianyar melalui Dinas Kebudayaan. Kami akan mengusung tema 'Cetra Masa' serta menampilkan 'Ngerupuk Festival' sebagai konsep yang menyerupai Kasanga Festival di Denpasar," jelasnya.
Dalam perlombaan nanti, seluruh ogoh-ogoh diwajibkan menggunakan bahan ramah lingkungan sesuai Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018. Penilaian akan mencakup alur cerita, kesesuaian tokoh dengan cerita, anatomi ogoh-ogoh, hingga tingkat kerapian. Terkait penggunaan bahan, daur ulang plastik akan tetap diperbolehkan selama material tersebut berasal dari bahan bekas yang diolah menjadi karya, bukan dari plastik baru.
“Meski ada pandangan bahwa plastik bisa mencemari lingkungan, penggunaan barang daur ulang untuk mengurangi sampah justru mendapat toleransi. Namun, jika peserta menggunakan plastik baru, itu akan menjadi pertimbangan negatif,” imbuh Pande Made Widya.
Penilaian Berjenjang di 7 Kecamatan
Putu Gede Renan Riyan, Prajuru Pasikian Yowana Gianyar yang membidangi ekonomi, menyampaikan mekanisme lomba yang dirancang berjenjang. Penilaian awal akan dilakukan di tingkat kecamatan, dengan mencari tiga ogoh-ogoh terbaik dari masing-masing dari tujuh kecamatan di Gianyar.
"Juara pertama dari setiap kecamatan kemudian akan bersaing di tingkat kabupaten. Penilaian tingkat kabupaten dijadwalkan berlangsung di Pasar Sentral Tematik Ubud," ujarnya.
Renan juga menyoroti aspek ekonomi kreatif dalam penyelenggaraan lomba ini. Ia menilai ogoh-ogoh yang identik dengan biaya besar sebenarnya dapat menjadi motor penggerak ekonomi kreatif di Gianyar. "Tradisi ini mampu memberikan kontribusi ekonomi dan memperkuat citra Gianyar sebagai kota seni," ucapnya.
Sebagai bagian dari evaluasi, Manggala Pasikian Yowana Gianyar juga berharap agar peran serta masyarakat, aparatur desa, dan prajuru banjar dapat ditingkatkan untuk menjaga keamanan lingkungan, mencegah perusakan, maupun pembakaran ogoh-ogoh yang tidak sesuai ketentuan.
Ajang diyakini akan memperkuat identitas seni lokal Kabupaten Gianyar sekaligus mendukung keberlanjutan tradisi yang ramah lingkungan di era modern. "Kami ingin agar Gianyar dikenal bukan hanya melalui seni ogoh-ogoh, tetapi sebagai kota seni yang menyeluruh," pungkas Renan. *m03
Komentar