Risiko Bencana Tanah Longsor Merata di Seluruh Kecamatan
Tertinggi di Kecamatan Gerokgak
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas di luar ruangan saat kondisi hujan deras dan petir, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
SINGARAJA, NusaBali
Hujan deras dan cuaca ekstrem yang terjadi dua pekan terakhir di Buleleng berdampak sejumlah bencana. Salah satunya tanah longsor. Terakhir tanah longsor menutup badan jalan penghubung Desa Tamblang-Desa Bontihing Kecamatan Kubutambahan, serta akses Jalan Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Buleleng yang terjadi Minggu (15/12) sore.
Berdasarkan Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) tahun 2022-2026 yang disusun Badan Pelaksana Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, potensi bencana tanah longsor terpetakan merata di sembilan kecamatan. Hal ini menyusul kondisi topografi wilayah Buleleng yang berbukit dan dataran tinggi dengan potensi lahan rawan longsor seluas 738,80 kilometer persegi.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi Senin (16/12) kemarin mengatakan, berdasarkan dokumen KRB potensi tanah longsor tertinggi ada di Kecamatan Gerokgak. Tingginya potensi luas terdampak di Kecamatan Gerokgak merupakan dampak ikutan dari kekeringan yang berkepanjangan. Kondisi tanah yang lama kekeringan ketika musim hujan maka material tanah akan mudah lepas dan menyebabkan terjadinya longsor.
Lalu 7 kecamatan lainnya meliputi Kecamatan Busungbiu, Seririt, Banjar, Sawan, Kubutambahan dan Tejakula masuk potensi sedang.Sedangkan Kecamatan Buleleng masuk kategori potensi rendah.
“Longsor yang menutup jalan kemarin di Bontihing dan Lemukih itu masuk zona rawan longsor tetapi kategori sedang. Kemarin sudah dibantu ditangani masyarakat dan Dinas PUTR juga. Tanah longsor kemarin dipicu curah hujan tinggi dan tebing tanah labil,” ucap Ariadi.
Ariadi menambahkan selain karena curah hujan dan cuaca ekstrem tanah longsor juga dapat disebabkan karena mulai berkurangnya vegetasi di kawasan perbukitan. Hal ini menyebabkan tanah sangat labil. “Kalau ada vegetasi, agar-akar tanaman yang menjaga tanah lebih kuat. Ini menjadi salah satu faktor penyebab,” imbuh dia.
Sementara itu menghadapi curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem yang meningkatkan potensi bencana, Ariadi mengimbau kepada masyarakat, selalu waspada dan selalu memantau prakiraan cuaca dari BMKG sebelum beraktivitas. Dia pun menyarankan masyarakat untuk tidak beraktivitas diluar ruangan saat kondisi hujan deras dan petir, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Di sisi lain dampak hujan deras Sabtu (14/12) malam juga mengakibatkan tanah longsor, juga menyebabkan tembok halaman rumah Komang Suta Wijaya roboh. Bencana yang menimpa warga Banjar Dinas Segara, Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan itu menimpa satu palinggih. 7 k23
Komentar