RSUD Tabanan Siapkan Layanan Jantung
TABANAN, NusaBali - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan di Jalan Pahlawan No. 14, Delod Peken, Kecamatan Tabanan, tengah mempersiapkan layanan catheterization laboratory (cath lab) atau laboratorium kateterisasi. Jenis layanan ini untuk pasien kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU) yang diwajibkan oleh pemerintah.
Layanan ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan RSUD type B dalam melayani pasien jantung. Karena jumlah pasien ini terus meningkat dan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit tersebut.
Wakil Direktur Pelayanan dan Pengendalian Mutu RSUD Tabanan dr I Gusti Ngurah Bagus Juniada menjelaskan bahwa kewajiban untuk menghadirkan layanan cath lab di rumah sakit oleh pemerintah sudah sejak 2023. Namun, karena keterbatasan sarana dan prasarana, RSUD Tabanan baru bisa merealisasikan layanan ini pada tahun 2024. “Kami sebenarnya dari tahun 2023 sudah diwajibkan untuk membuat layanan ini. Tapi, karena sarana yang belum ada jadi pada saat itu tunda. Tahun ini harus kani eksekusi, kami wajib melakukan itu,” ujarnya, saat ditemui belum lama ini.
Sebagai persiapan, RSUD Tabanan telah menyiapkan Ruang Cempaka yang merupakan ruang permanen, kuat dan memiliki struktur yang mendukung untuk layanan cath lab ini. Di samping itu, dua tenaga medis RSUD Tabanan juga sedang menjalani pelatihan di Kota Wuhan, Tiongkok, untuk mempersiapkan tenaga ahli yang dapat menangani pasien dengan kebutuhan layanan cath lab. “Kami mendapatkan beasiswa dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk tenaga medis kami yang belajar di luar negeri. Dua orang sedang mengikuti pelatihan, salah satunya berangkat baru berangkat kalau tidak salah bulan November selama setahun,” lanjut dr Bagus Juniada.
Layanan cath lab sangat diperlukan mengingat tingginya jumlah pasien penyakit jantung yang datang ke RSUD Tabanan. Disebutkannya, rata-rata kunjungan pasien penyakit jantung ke poliklinik RSUD Tabanan mencapai 80-100 orang per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 10-100 orang per bulan harus dirujuk untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Sedangkan, untuk proses pengiriman alat sebenarnya direncanakan mulai pada bulan November 2024. Namun, karena RSUD Tabanan masih dalam tahap renovasi untuk menyiapkan ruang yang sesuai, alat medis tersebut belum bisa segera dikirim. "Saat ini kami masih dalam proses renovasi dan diawasi oleh Kemenkes. Kami terus berkomunikasi dengan pusat untuk memastikan bahwa semua tahapan renovasi selesai dengan baik. Mudah-mudahan tahun 2025 nanti layanan cath lab di RSUD Tabanan sudah bisa beroperasi " tambah dr Bagus Juniada.
Alat-alat medis ini pun diharapkan bisa segera tiba setelah renovasi selesai dan persiapan lainnya telah rampung. Selain itu, RSUD Tabanan juga sedang merencanakan pengembangan layanan subspesialis untuk memperkuat RSUD Tabanan sebagai rujukan regional di Bali Barat, yang mencakup wilayah Tabanan dan Jembrana.
“Kami ditunjuk oleh Gubernur Bali sebagai rumah sakit rujukan regional untuk Bali Barat. Oleh karena itu, kami akan mengembangkan layanan subspesialis untuk mendukung kebutuhan tersebut. Beberapa layanan lain yang akan dikembangkan antara lain EKG, diagnostik dan medical retina, serta ergocycle untuk jantung,” sebut dr. Bagus Juniada.
Saat ini, RSUD Tabanan juga telah menyediakan berbagai layanan medis lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, di antaranya Layanan Hemodialisis (HD), ESWL (penghancuran batu ginjal), Bronchoscopy, Treadmill dan Holter, Laparascopy, USG 4D, EMG (pemeriksaan otot dan saraf), Apheresis, dan Layanan Kemoterapi.
Selain sedang pengembangan layanan, RSUD Tabanan juga menghadapi tantangan terkait pendapatan rumah sakit. Salah satunya terkait dengan klaim pembayaran BPJS Kesehatan untuk pasien yang dirawat di UGD. Pasien emergency yang seharusnya dirawat di rumah sakit tipe C tidak dapat diklaim di BPJS Kesehatan apabila datang ke RSUD Tabanan yang merupakan rumah sakit tipe B. “Karena sistem pelayanan berjenjang yang diterapkan oleh BPJS Kesehatan, beberapa pasien yang datang ke UGD RSUD Tabanan tidak dapat dibayar klaimnya meski mereka menggunakan kartu BPJS,” ujarnya.
Akibat hal tersebut, pendapatan RSUD Tabanan sempat mengalami defisit, terutama dalam hal klaim untuk pasien emergency di UGD. “Kendala ini menyebabkan pendapatan kami sempat minus hingga Rp 160-200 juta per bulan. Namun, kami masih dapat menutupi biaya operasional rumah sakit dan tetap menjalankan layanan kesehatan dengan baik,” tukasnya.
Meski demikian, dr. Bagus Juniada tetap optimis bahwa dengan adanya layanan cath lab yang direncanakan mulai beroperasi pada 2025, pendapatan RSUD Tabanan dapat meningkat. “Kami berharap dengan adanya layanan cath lab, pendapatan RSUD Tabanan dapat bertambah, serta pelayanan kepada pasien penyakit jantung dapat semakin baik dan lebih efisien,” tandasnya.
Dengan adanya dukungan pemerintah, baik dari segi fasilitas, pelatihan tenaga medis, hingga pengadaan alat medis, RSUD Tabanan berharap dapat terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan, khususnya bagi masyarakat Bali Barat, dengan menghadirkan layanan yang lebih lengkap dan profesional.7cr79
Komentar