Bank BPD Bali Salurkan Kredit Rp11,62 T untuk UMKM
Optimis dengan Kinerja Positif Jelang akhir Tahun 2024
Dirut Bank BPD Bali
I Nyoman Sudharma SH MH
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
CAR (Capital Adequacy Ratio)
DENPASAR, NusaBali - PT Bank Pembangunan Daerah Bali/Bank BPD Bali optimistis menghadapi sisa akhir tahun 2024 dan mencatatkan kinerja keuangan cemerlang dengan mencapai target yang telah ditetapkan. Optimisme tersebut tak terlepas dari keberhasilan Bank BPD mencatatkan kinerja positif hingga November 2024.
Jelang penghujung tahun 2024 ini aset Bank BPD Bali secara konsolidasi berhasil tumbuh 13,35% year on year (yoy) menjadi Rp39,79 triliun. Pertumbuhan aset tersebut diikuti perolehan laba sebesar Rp858,05 miliar atau tumbuh 21,43% yoy. Hal itu menunjukkan transformasi yang dijalankan Bank BPD Bali sejak berdirinya di tahun 1962 terbukti menghasilkan kinerja impresif.
Direktur Utama/Dirut Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma SH MH menyampaikan dalam kegiatan Focus Group Discusion(FGD) dan Media Gathering, Rabu (18/12).
Disampaikan Nyoman Sudharma dari sisi fungsi intermediasi, Bank BPD Bali menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 7,21% yoy di November 2024.
"Realisasinya, hingga akhir November 2024 penyaluran kredit Bank BPD Bali mampu tumbuh 7,33% yoy menjadi Rp22,75 triliun dan hampir seluruh segmen kredit tercatat tumbuh positif,” ujarnya. Pencapaian tersebut berada di atas target yang ditetapkan. Dia memproyeksikan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2024.
Khusus untuk penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Bank BPD Bali, tercatat tumbuh 13,60% menjadi Rp 11,62 triliun di akhir November 2024. Dengan porsi kredit UMKM mencapai 51,08% dibandingkan dengan total kredit Bank BPD Bali.
Keberhasilan dalam menyalurkan kredit tersebut juga diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut digambarkan dari kualitas kredit atau Non Performing Loan (NPL) Bank BPD Bali yang tercatat sebesar 0,98% atau lebih baik apabila dibandingkan dengan NPL pada kuartal empat tahun lalu sebesar 1,29%.
Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank BPD Bali mencatatkan total DPK sebesar Rp 33,73 triliun atau tumbuh 13,82% yoy. Penopang utama DPK masih bersumber dari dana murah (CASA) dengan porsi mencapai 69,78%.
Dikatakan Nyoman Sudharma, strategi Bank BPD Bali yang fokus dalam meningkatkan porsi dana murah dan digitalisasi pada operasional bisnisnya berdampak kepada semakin baiknya rasio efisiensi perusahaan.
“Hal tersebut tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan CIR (Cost to Income Ratio) yang secara konsisten semakin membaik."Rasio BOPO sebesar 65,59% dan CIR 47,51% lebih baik dari target sebesar 49,61%," ungkap Nyoman Sudharma.
Disampaikan kemampuan untuk tumbuh dengan berkelanjutan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal tersebut tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) yang terjaga dilevel 67,43% dan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 25,76% atau jauh di atas ketentuan regulator.
Selain mengembangkan produk berbasis digital, Bank BPD Bali juga menyeimbangkan dukungannya di aspek lingkungan, sosial dan tata kelola dengan mengembangkan Program Berkelanjutan Bank BPD Bali dengan Tagline “Hijau dan Lestari Bersama Bank BPD Bali”.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dampak positif jangka panjang pada ekonomi, masyarakat dan lingkungan untuk melestarikan lingkungan, memberdayakan masyarakat dan meningkatan perekonomian sekaligus penerapan ketentuan – ketentuan yang telah dicetuskan pemerintah yang searah dengan peta jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru (Hijau, Tangguh, Sejahtera).k17.
1
Komentar