ST Banjar Balun Angkat Kisah Mahabharata dalam Karya Ogoh-Ogoh
DENPASAR, NusaBali.com – Sekaa Teruna (ST) Yowana Samhita Dharma, Banjar Balun, Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, mempersiapkan karya Ogoh-Ogoh untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1947 pada 29 Maret 2025. Ogoh-Ogoh mereka mengangkat tema dari kisah epik Mahabharata, menampilkan tiga tokoh utama yang menjadi daya tarik utama pada Kasanga Festival.
Gede Agus Putra Hartadinata (20), arsitek utama Ogoh-Ogoh Banjar Balun, mengungkapkan proses pengerjaan dimulai sejak 9 November 2024. "Kami sengaja mulai lebih awal agar pekerjaan bisa dilakukan dengan santai dan waktu bisa diatur lebih baik," ujarnya.
Pengerjaan dilakukan sore hingga malam, mulai pukul 17.00 hingga 00.00 WITA, menyesuaikan jadwal anggota yang bekerja, kuliah, atau sekolah.
Senada dengan Agus Putra, I Putu Juli Adnyana Stana, yang juga menjadi arsitek Ogoh-Ogoh Banjar Balun, menjelaskan bahwa karya mereka saat ini telah mencapai 40 persen. "Kami menggunakan sistem gerak cepat agar nantinya tahap finishing bisa lebih maksimal, dan anggota bisa lebih banyak beristirahat," kata Juli saat ditemui, Rabu (18/12/2024) malam.
Ogoh-Ogoh yang dirancang menonjolkan tiga tokoh Mahabharata, yaitu Raja Drestarasta, Sangkuni, dan Duryodana. Konsep ini menggunakan sistem bongkar-pasang pada bagian Duryodana dan Sangkuni. Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagian besar adalah barang bekas seperti kardus, bambu sisit, dan bahan lain yang terjangkau.
Pembuatan Ogoh-Ogoh tidak hanya menjadi wadah kreativitas, tetapi juga pembelajaran bagi generasi muda. Agus Putra berharap karya seni ini menjadi simbol semangat melestarikan budaya Bali. "Kami ingin generasi muda lebih kreatif dan berharap pemerintah terus mendukung pelestarian tradisi ini," ujarnya.
Juli menambahkan harapannya agar tidak ada penggunaan sound system dalam malam pengerupukan sehingga seni baleganjur tetap dilestarikan. Ia juga mengimbau agar kompetisi berjalan sehat tanpa gesekan. "Semoga tidak ada lagi kekerasan atau pembakaran Ogoh-Ogoh, dan lingkungan Banjar tetap aman," katanya.
Dengan anggaran awal Rp 7-10 juta, pengerjaan Ogoh-Ogoh ini tetap mengutamakan kekompakan antaranggota ST. Dukungan dari pangelingsir banjar juga menjadi motivasi bagi generasi muda untuk berkarya lebih baik.
Karya berbasis Mahabharata ini diharapkan tidak hanya menjadi hiburan visual, tetapi juga sarat nilai budaya. "Semoga karya ini menjadi kontribusi nyata kami dalam melestarikan seni dan budaya Bali," tutup Agus Putra.*m03
1
Komentar