Lomba Baleganjur Bebarongan Starfest 2024 Angkat Tema Solidaritas dan Kepedulian
MANGUPURA, NusaBali.com – Dalam rangka merayakan HUT ke-59, Sekaa Teruna (ST) Armada Banjar Muncan, Kapal, Kabupaten Badung, menggelar lomba baleganjur bebarongan bertajuk Starfest (ST Armada Festival). Kegiatan yang mengusung tema Sahitya Karuna Nawasena ini berlangsung selama dua hari, 14–15 Desember 2024, di Balai Banjar Muncan.
Ketua ST Armada, I Made Suardipa (29), menjelaskan bahwa tema tersebut memiliki makna mendalam, yaitu “berkepribadian gigih dan tangguh, serta menjalin solidaritas melalui cinta kasih untuk mewujudkan masa depan yang cerah.”
“Kami ingin melestarikan seni dan budaya Bali dengan menghadirkan lomba baleganjur bebarongan yang pertama kali diadakan di Banjar Muncan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan memberikan ruang bagi seniman muda untuk menyalurkan kreativitasnya,” ujar Suardipa.
Lomba ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan HUT ke-59 ST Armada yang berlangsung sejak Oktober 2024. Selain lomba baleganjur, ST Armada juga telah menggelar turnamen futsal se-Bali pada 19–20 Oktober serta kegiatan sosial berupa pembagian tongkat untuk lansia di lingkungan Banjar Muncan. Puncak acara akan dilaksanakan pada 1 Januari 2025, bertepatan dengan pelantikan pengurus baru ST Armada periode 2025–2028.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menjaga tradisi sekaligus memperkuat solidaritas antargenerasi. Penting juga bagi kami untuk melibatkan unsur ekonomi lokal dengan menghadirkan stan UMKM selama perlombaan berlangsung,” tambah Suardipa.
Lomba baleganjur bebarongan kali ini diikuti oleh 13 peserta dari berbagai daerah di Bali. Dengan durasi penampilan 8–10 menit, para peserta dinilai berdasarkan empat aspek utama, yaitu ide dan gagasan, teknik, pola kreativitas, serta penampilan keseluruhan.
Perbedaan utama baleganjur bebarongan dibandingkan baleganjur biasa adalah penggunaan kendang jedugan, gong, klenang, dan kelentong yang menjadi ciri khasnya.
Tiga juri yang berkompeten di bidang seni tradisional Bali turut dilibatkan, yaitu: I Wayan Arik Wirawan, S.Sn., M.Sn., pencipta gamelan besi diatonis unik yang disebut Gamelan Pesel. Lalu ada Wayan Situbanda, seorang pelaku seni dan komposer yang telah berkarya di bidang baleganjur sejak 2017. Dan juri ketiga Andi Pastika Putra, S.Sn., M.Sn., seorang komposer dan musisi lulusan Institut Seni Indonesia Denpasar.
“Kami berharap kegiatan ini dapat terus berkembang dan menarik minat lebih banyak peserta di masa depan. Kami juga ingin selalu konsisten mengadakan lomba yang memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian budaya Bali,” tutup Suardipa. *m03
Berikut adalah daftar pemenang lomba:
• Juara 1: Nada Acharya (Kesiman, Denpasar)
• Juara 2: ST Taruna Dharma Castra (Sidakarya)
• Juara 3: Sapta Jaya Cwaram (SMA 7 Denpasar)
• Juara Harapan 1: Bala Bala Bali (Titih)
• Juara Harapan 2: ST Eka Candra (Batubulan)
• Juara Harapan 3: Satya Gita Budaya (Mengwitani)
• Juara Favorit: Satya Gita Budaya (Mengwitani)
1
Komentar