nusabali

Desa Lebih Ubah Sampah Plastik Jadi BBM

  • www.nusabali.com-desa-lebih-ubah-sampah-plastik-jadi-bbm

Mesin pirolisis mampu memroses 30 kg sampah plastik dalam satu operasi menghasilkan 30 liter BBM dengan waktu pengerjaan 5-6 jam.

GIANYAR, NusaBali
Pemerintah Desa Lebih, Kecamatan/Kabupaten Gianyar menunjukkan komitmennya dalam menangani permasalahan sampah. Perbekel Desa Lebih I Wayan Agus Muliana SAP bersama perangkat desa mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah desa memanfaatkan mesin pirolisis untuk mengolah sampah plastik menjadi BBM. Mesin ini beroperasi di Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) Desa Lebih. 

Mesin pirolisis mampu memroses 30 kilogram sampah plastik dalam satu operasi menghasilkan 30 liter BBM dengan waktu pengerjaan 5-6 jam. Hasilnya berupa BBM yang dapat digunakan untuk kendaraan bermotor. Langkah ini tidak hanya mengurangi volume sampah plastik yang terbuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) juga memberikan manfaat ekonomis. Mesin pirolisis hibah dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) ini telah menjalani uji coba dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Proses pemanasan sampah plastik untuk menghasilkan BBM menjadi salah satu solusi konkret dalam mengatasi persoalan sampah plastik yang selama ini menjadi tantangan besar di Bali.  


Perbekel Desa Lebih I Wayan Agus Muliana mengatakan, pengelolaan sampah berbasis sumber menjadi kunci keberhasilan program ini. “Kami berharap masyarakat Desa Lebih dapat mendukung program pemilahan sampah dari sumbernya. Dengan partisipasi aktif warga, pengolahan sampah bisa lebih maksimal dan memberikan manfaat nyata,” ujarnya.  Hal senada diungkapkan oleh petugas TPS3R Tri Widya Lestari. Dia berharap masyarakat Desa Lebih sadar pentingnya memilah sampah sejak dari rumah tangga agar mesin pirolisis dapat beroperasi secara optimal.

Pada tahun 2025, Pemerintah Desa Lebih telah menyiapkan inovasi lain yaitu Teba Modern atau Biopori Buis. Program ini untuk menangani sampah organik langsung dari rumah tangga. Sebanyak 30 paket teba modern akan diberikan kepada warga yang berkomitmen melakukan pemilahan sampah di rumah tangga. Teba modern dirancang dengan ukuran lebar 100 cm dan kedalaman 250-300 cm sehingga mampu menampung sampah organik dengan lebih efektif. Jika antusiasme warga terhadap program ini tinggi, Perbekel Desa Lebih berencana menambah anggaran pada tahun berikutnya untuk memperluas distribusi teba modern di seluruh desa.  

Melalui inovasi ini, Desa Lebih tidak hanya mengatasi masalah sampah tetapi juga mendukung visi Bali sebagai pulau yang bersih dan ramah lingkungan. Konsistensi Desa Lebih dalam menjalankan program-program inovatif ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan. “Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi inovatif demi mewujudkan Desa Lebih yang bersih, hijau, dan berkelanjutan,” jelas Agus Muliana. 7 nvi

Komentar