Bupati Serahkan Hibah Rp 1,2 M di Pura Dalem Kahyangan Kuta
Bupati Nyoman Giri Prasta menyerahkan hibah senilai Rp 1.200.750.000 kepada Desa Adat Kuta, Senin (28/8) malam di Kuta.
MANGUPURA, NusaBali
Bantuan hibah tersebut untuk pembangunan candi bentar dan tembok panyengker Pura Dalam Kahyangan Kuta. Hadir di acara tersebut anggota DPRD Badung Dapil Kuta I Gusti Anom Gumanti, Camat Kuta Gede Rai Wijaya, Lurah Kuta Wayan Daryana, Bendesa Adat Kuta Wayan Swarsa bersama prajuru dan tokoh masyarakat.
Dipaparkan Giri Prasta, konsep Tri Hita Karana selalu melandasi semua kebijakan pembangunan di Badung. Wujud implementasi konsep tersebut dituangkan melalui bantuan ke masing-masing pura, guna mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan tuhan (parahyangan). Selain itu upacara dan upakara yang digelar masyarakat dibiayai untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama (pawongan). Serta penataan parkir, pantai, pasar seni, dan sebagainya yang dilakukan untuk mewujudkan hubungan antara manusia dengan lingkungan (palemahan).
“Ini baru pemanasan. Urusan di Kuta, Rp 500 miliar pun kebijakan yang kami ambil tidak masalah. Karena kami wajib menata dapurnya atau jantungnya Badung ini,” tandasnya.
Sejumlah program penataan di Kuta dipaparkan oleh Bupati, dengan tujuan agar masyarakat Kuta bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri hingga generasi mendatang. Hal tersebut diyakininya akan tercapai, apalagi konsep bendesa adat Kuta sangat luar biasa dan memiliki pendamping kuat, seperti tenaga insinyur dan arsitek yang banyak di Kuta.
“Bendesa Adat Kuta ini brilian pemikirannya untuk masyarakat, bukan hanya untuk sekarang tapi untuk ke depan. Saya selaku bupati banyak sekali dibantu, baik berupa konsep pemikiran dan gambaran untuk kebaikan masyarakat Badung,” tuturnya.
Bendesa Adat Kuta Wayan Swarsa mengucapkan terima kasih kepada Bupati atas segala bantuan yang diberikan. Hal tersebut merupakan bentuk komitmen nyata Bupati Badung, sehingga ‘pasidikaran’ antara Bupati Badung dengan desa adat bisa terjalin dengan kuat. Untuk mendukung rencana penataan Pemkab Badung tersebut, pihaknya juga telah merancang Sistem Informasi Manajemen Desa Adat Kuta (SIMDAKU) Pantai Kuta yang akan segera dilaunching di hadapan Bupati Badung. Dengan Simdaku maka semua pedagang di Pantai Kuta, atau komponen yang menjadi pengelolaan desa adat di Pantai Kuta bisa terdata dengan jelas. Baik siapa dia, dia usaha apa, dan di area pantai sebelah mana berjualan.
“Simdaku ini merupakan bentuk data base para pedagang yang ada di Pantai Kuta yang kini jumlahnya 1.768 orang, baik pedagang adat, non adat, pembantu pedagang, dan freelance. Inilah bentuk kebersamaan kami dan komitmen kami, untuk mendukung upaya Pemkab Badung. Karena itulah Simdaku Pantai Kuta ini harus diketahui dan menjadi suatu penguat bagi Pemkab Badung, dalam menata kependudukan khususnya di Desa Adat Kuta,” paparnya. *
Bantuan hibah tersebut untuk pembangunan candi bentar dan tembok panyengker Pura Dalam Kahyangan Kuta. Hadir di acara tersebut anggota DPRD Badung Dapil Kuta I Gusti Anom Gumanti, Camat Kuta Gede Rai Wijaya, Lurah Kuta Wayan Daryana, Bendesa Adat Kuta Wayan Swarsa bersama prajuru dan tokoh masyarakat.
Dipaparkan Giri Prasta, konsep Tri Hita Karana selalu melandasi semua kebijakan pembangunan di Badung. Wujud implementasi konsep tersebut dituangkan melalui bantuan ke masing-masing pura, guna mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan tuhan (parahyangan). Selain itu upacara dan upakara yang digelar masyarakat dibiayai untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama (pawongan). Serta penataan parkir, pantai, pasar seni, dan sebagainya yang dilakukan untuk mewujudkan hubungan antara manusia dengan lingkungan (palemahan).
“Ini baru pemanasan. Urusan di Kuta, Rp 500 miliar pun kebijakan yang kami ambil tidak masalah. Karena kami wajib menata dapurnya atau jantungnya Badung ini,” tandasnya.
Sejumlah program penataan di Kuta dipaparkan oleh Bupati, dengan tujuan agar masyarakat Kuta bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri hingga generasi mendatang. Hal tersebut diyakininya akan tercapai, apalagi konsep bendesa adat Kuta sangat luar biasa dan memiliki pendamping kuat, seperti tenaga insinyur dan arsitek yang banyak di Kuta.
“Bendesa Adat Kuta ini brilian pemikirannya untuk masyarakat, bukan hanya untuk sekarang tapi untuk ke depan. Saya selaku bupati banyak sekali dibantu, baik berupa konsep pemikiran dan gambaran untuk kebaikan masyarakat Badung,” tuturnya.
Bendesa Adat Kuta Wayan Swarsa mengucapkan terima kasih kepada Bupati atas segala bantuan yang diberikan. Hal tersebut merupakan bentuk komitmen nyata Bupati Badung, sehingga ‘pasidikaran’ antara Bupati Badung dengan desa adat bisa terjalin dengan kuat. Untuk mendukung rencana penataan Pemkab Badung tersebut, pihaknya juga telah merancang Sistem Informasi Manajemen Desa Adat Kuta (SIMDAKU) Pantai Kuta yang akan segera dilaunching di hadapan Bupati Badung. Dengan Simdaku maka semua pedagang di Pantai Kuta, atau komponen yang menjadi pengelolaan desa adat di Pantai Kuta bisa terdata dengan jelas. Baik siapa dia, dia usaha apa, dan di area pantai sebelah mana berjualan.
“Simdaku ini merupakan bentuk data base para pedagang yang ada di Pantai Kuta yang kini jumlahnya 1.768 orang, baik pedagang adat, non adat, pembantu pedagang, dan freelance. Inilah bentuk kebersamaan kami dan komitmen kami, untuk mendukung upaya Pemkab Badung. Karena itulah Simdaku Pantai Kuta ini harus diketahui dan menjadi suatu penguat bagi Pemkab Badung, dalam menata kependudukan khususnya di Desa Adat Kuta,” paparnya. *
1
Komentar