Cuaca Buruk di Tengah Masa Angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru)
Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Sempat Ditutup 1 jam
Penundaan pelayanan dilakukan karena gangguan cuaca buruk, tepatnya hujan deras disertai kabut yang menganggu jarak pandang nahkoda di tengah Selat Bali
NEGARA, NusaBali
Di tengah masa angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), cuaca buruk turut menghantui penyeberangan lintas Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. Akibat hujan deras disertai kabut yang terjadi di tengah perairan Selat Bali, penyeberangan pun sempat ditutup selama satu jam pada, Minggu (22/12) siang kemarin.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, penutupan penyeberangan pada Minggu siang kemarin diberlakukan mulai pukul 10.56 WIB atau pukul 11.56 Wita. Penutupan penyeberangan itu diberlakukan pihak otoritas Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk setelah menerima laporan gangguan cuaca dari para nahkoda yang tengah berlayar di tengah Selat Bali.
Saat penutupan itu, sejumlah kapal dilarang melakukan proses muat penumpang dan diminta mencari tempat aman di sekitar pelabuhan. Setelah cuaca dipastikan sudah kembali membaik, penyeberangan kembali dibuka per pukul 11.55 WIB atau pukul 12.55 Wita. Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk, I Made Ria Fran Dharma Yudha menjelaskan penundaan pelayanan dilakukan karena gangguan cuaca buruk. Cuaca buruk itu, tepatnya adalah hujan deras disertai kabut yang menganggu jarak pandang nahkoda di tengah Selat Bali.
"Karena jarak pandang terhalang kabut. Karena membahayakan, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, ditunda dulu. Intinya ditunda demi keselamatan," ucap Yudha. Menurut Yudha, gangguan cuaca buruk itu hanya berlangsung sekitar 1 jam. Setelah hujan mulai reda dan dipastikan sudah tidak ada kabut yang mengganggu jarak pandang di jalur pelayaran Selat Bali, penyeberangan kembali dibuka.
"Kalau angin dan gelombang masih cukup aman. Rata-rata kecepatan angin terpantau antara 22-25 knots. Hanya hujan dan kabut mengganggu visibility (jarak pandang)," ujar Yudha. Saat dilakukan penundaan penyeberangan selama sejam pada Minggu siang itu, Yudha menyatakan situasi kendaraan masih cukup lengang. Penundaan penyeberangan itu pun tidak sampai memicu antrean yang panjang. "Hanya antre di dekat dermaga. Setelah dibuka, sudah kembali lancar," ucapnya.
Arus kedatangan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk, Jumat (20/12) lalu. –IB DIWANGKARA
Terkait antisipasi cuaca buruk, Yudha menyatakan bahwa pihaknya di Pelabuhan Ketapang maupun Gilimanuk telah berkoordinasi dengan pihak BMKG. Selain update peringatan dini cuaca dari BMKG, juga selalu diingatkan kepada para nahkoda agar segera melapor ketika terjadi gangguan cuaca ataupun gangguan lainnya di tengah pelayaran.
Sementara dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem saat masa angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), General Manager ASDP Pelabuhan Ketapang Yani Andriyanto mengimbau kepada pengguna jasa untuk merencanakan perjalanan dengan baik. Termasuk mempersiapkan perlengkapan yang sesuai, seperti jas hujan dan payung.
"Kami juga mengingatkan pengguna jasa bahwa jam padat penyeberangan biasanya terjadi mulai pukul 18.00 hingga dini hari. Untuk itu, kami sarankan agar pengguna jasa memilih waktu perjalanan yang lebih longgar guna menghindari antrean di pelabuhan," ujar Yani. Yani juga mengimbau kepada seluruh pengguna jasa untuk memiliki tiket sebelum tiba di pelabuhan maksimal H-1 keberangkatan. Dirinya pun menegaskan saat ini sudah tidak ada lagi penjualan tiket di pelabuhan. 7 ode
Komentar