Perajin Dekorasi di Denpasar Banjir Orderan Karakter Natal, Konsumen Buru Boneka Salju hingga Rusa Terbang
DENPASAR, NusaBali.com - Dekorasi khas perayaan Natal diburu konsumen jelang 25 Desember ini. Karakter populer seperti boneka salju, rusa terbang, tongkat permen, sampai sinterklas jadi pilihan memeriahkan tampilan hotel, restoran, bank hingga gereja.
Hal ini diakui Tony Nappoe, 43, seorang perajin dekorasi tiga dimensi (patung) sekaligus pemilik Paparaja Styrofoam Bali di Jalan Durian Nomor 15, Denpasar.
Sejak Oktober lalu, Tony sudah menerima pesanan dekorasi khas Natal mulai dari patung sampai tipografi berbahan styrofoam. Bahkan, sampai Senin (23/12/2024) malam, ia mengaku terpaksa menolak pesanan dari rumah dinas Kapolda Bali lantaran waktu yang tidak memungkinkan.
“Puji Tuhan, Natal kali ini lebih baik dari tahun kemarin karena suasana sudah kembali normal. Permintaan dari hotel, bank, restoran, gereja sudah mulai normal,” kata Tony ketika ditemui NusaBali.com, Selasa (24/12/2024).
Pria asal Rote Ndao, NTT ini mengaku sudah melayani 50-an paket pesanan dari konsumen. Kebanyakan konsumen Tony merupakan hotel dan restoran di kawasan Kuta dan Kuta Selatan, Badung hingga kawasan Ubud, Gianyar. Ada pula bank di seputaran Denpasar.
Puluhan paket pesanan ini beragam. Ada pesanan karakter satuan dan ada pula yang memesan beberapa karakter dalam satu orderan. Masing-masing orderan diselesaikan Tony antara hitungan jam sampai hari, tergantung besar ukuran dan kerumitannya.
“Yang banyak dicari konsumen itu karakter boneka salju, rusa terbang, candy stick atau lolipop-lolipop itu, ada juga karakter santa,” beber Tony yang merantau ke Denpasar pada tahun 2008 silam.
Kata Tony, pesanan dekorasi Natal berupa karakter tiga dimensi ini dibanderol dengan harga variatif, tergantung ukurannya. Paling murah dihargai Rp 500.000 sampai paling mahal di angka Rp 7 juta.
Puluhan pesanan yang diterimanya jelang Natal tahun ini memang disyukuri Tony walaupun belum seheboh perayaan Natal tahun 2016-2017 silam. Namun, antusias konsumen jelang Natal tahun ini sudah lebih baik dari tahun lalu di mana Tony saat itu hanya melayani 20-an pesanan.
Semua orderan dekorasi khas Natal ini dikerjakan Tony di bengkelnya yang berukuran satu bilik ruko standar. Kalau tidak ada momen Natal seperti sekarang ini, ia biasanya melayani dekorasi untuk pelaminan dan dekorasi lain-lain.
“Sebelum masuk ke dekorasi Natal ini saya awalnya perajin lettering ucapan. Saya belajar dulu sama senior-senior di Bali, 2014 baru saya buka usaha sendiri dan mulai bikin dekorasi 3D seperti sekarang,” tandas Tony. *rat
Sejak Oktober lalu, Tony sudah menerima pesanan dekorasi khas Natal mulai dari patung sampai tipografi berbahan styrofoam. Bahkan, sampai Senin (23/12/2024) malam, ia mengaku terpaksa menolak pesanan dari rumah dinas Kapolda Bali lantaran waktu yang tidak memungkinkan.
“Puji Tuhan, Natal kali ini lebih baik dari tahun kemarin karena suasana sudah kembali normal. Permintaan dari hotel, bank, restoran, gereja sudah mulai normal,” kata Tony ketika ditemui NusaBali.com, Selasa (24/12/2024).
Pria asal Rote Ndao, NTT ini mengaku sudah melayani 50-an paket pesanan dari konsumen. Kebanyakan konsumen Tony merupakan hotel dan restoran di kawasan Kuta dan Kuta Selatan, Badung hingga kawasan Ubud, Gianyar. Ada pula bank di seputaran Denpasar.
Puluhan paket pesanan ini beragam. Ada pesanan karakter satuan dan ada pula yang memesan beberapa karakter dalam satu orderan. Masing-masing orderan diselesaikan Tony antara hitungan jam sampai hari, tergantung besar ukuran dan kerumitannya.
“Yang banyak dicari konsumen itu karakter boneka salju, rusa terbang, candy stick atau lolipop-lolipop itu, ada juga karakter santa,” beber Tony yang merantau ke Denpasar pada tahun 2008 silam.
Kata Tony, pesanan dekorasi Natal berupa karakter tiga dimensi ini dibanderol dengan harga variatif, tergantung ukurannya. Paling murah dihargai Rp 500.000 sampai paling mahal di angka Rp 7 juta.
Puluhan pesanan yang diterimanya jelang Natal tahun ini memang disyukuri Tony walaupun belum seheboh perayaan Natal tahun 2016-2017 silam. Namun, antusias konsumen jelang Natal tahun ini sudah lebih baik dari tahun lalu di mana Tony saat itu hanya melayani 20-an pesanan.
Semua orderan dekorasi khas Natal ini dikerjakan Tony di bengkelnya yang berukuran satu bilik ruko standar. Kalau tidak ada momen Natal seperti sekarang ini, ia biasanya melayani dekorasi untuk pelaminan dan dekorasi lain-lain.
“Sebelum masuk ke dekorasi Natal ini saya awalnya perajin lettering ucapan. Saya belajar dulu sama senior-senior di Bali, 2014 baru saya buka usaha sendiri dan mulai bikin dekorasi 3D seperti sekarang,” tandas Tony. *rat
Komentar