Bendungan Sidan Akan Dibangun Melintasi 3 Kabupaten
Bendungan di atas lahan sekitar 50 ha itu terletak di tiga kabupaten, Badung, Bangli, dan Gianyar. Bendungan tersebut dapat menghasilkan air baku 1.750 liter/detik serta energi listrik sebesar 1,11 MW.
Gubernur Pastika Minta Optimalisasi Pendapatan Sumber Daya Air
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta pihak terkait mengoptimalkan pendapatan dari sektor sumber daya air dan memanfaatkan secara efisien, di tengah kondisi volume sumber-sumber mata air yang mulai mengalami penurunan.
“Air itu barang yang mahal dan bisa jadi sumber pendapatan, jadi jangan difoya-foyakan,” kata Pastika saat menerima laporan pelaksanaan program/kegiatan sampai triwulan IV/2015 dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa (12/1).
Menurut dia, sumber-sumber mata air yang ada, harus ditata pengelolaannya dan dimanfaatkan secara maksimal, termasuk dengan mengoptimalkan keberadaan bendungan.
“Terutama dari segi pemeliharaan agar menghasilkan debit air yang maksimal, sehingga berpengaruh terhadap daya listik yang dihasilkan,” ucapnya.
Terkait rencana pembangunan Bendungan Sidan, Pastika menekankan agar perencanaannya dimantapkan termasuk di dalamnya pengurusan analisa mengenai dampak lingkungan (amdal) agar segera diselesaikan. Hal itu mengingat bendungan ini nantinya dapat menghasilkan debit air yang cukup tinggi sehingga bisa menjadi sumber pendapatan pula.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat I Ketut Jayanda.
Dalam paparannya disebutkan bahwa di Pulau Bali terdapat sekitar 1.700 mata air yang harus dilestraikan dan ditata sehingga membawa manfaat maksimal bagi masyarakat. Di Bali juga terdapat 10 sungai yang dapat dijadikan sumber air baku yaitu Sungai Penet, Petanu, Ayung, Badung, Unda, Telaga Waja, Balian, Yeh Empas, Oos, serta Sungai Melangit.
Ke depannya dalam upaya peningkatan penyediaan air, Jayanda menyampaikan tentang rencana pembangunan Bendungan Sidan. Bendungan dengan luasan lahan sekitar 50 hektare tersebut terletak di tiga kabupaten di Bali yaitu Kabupaten Badung, Bangli, dan Gianyar, ini nantinya dapat menghasilkan air baku sebanyak 1.750 liter/detik serta energi listrik sebesar 1,11 MW.
Selain memaparkan tentang sumber air baku, dalam pertemuan ini Jayanda juga menyampaikan tentang kondisi danau- danau yang ada di Provinsi Bali, di antaranya Danau Batur, Danau Beratan, Danau Buyan, serta Danau Tamblingan. Di antara semua danau tersebut kondisi Danau Buyan yang paling mengkhawatirkan.
“Sumber masalah dari Danau Buyan berasal dari sampah domestik, sisa aktivitas perikanan, sedimentasi, pendangkalan dasar danau, serta gulma eceng gondok,” kata Jayanda.
Menanggapai hal tersebut, Gubernur Pastika menginstruksikan agar kondisi danau segera ditangani. Pemberantasan eceng gondok bisa disinergikan dengan Dinas Pertanian. “Saya dengar Dinas Pertanian sudah bisa membuat pupuk organik dari eceng gondok,” katanya.
Untuk itu diinstruksikan agar segera membangun sinergi dengan SKPD terkait untuk penanganan kondisi Danau Buyan agar dapat terselesaikan dengan segera.
Dalam rapat yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Sekprov Bali Cok Pemayun, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Ketut Wija, Kepala Bappeda Putu Astawa, Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan Nengah Laba, juga disampaikan paparan laporan kegiatan dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali Nyoman Astawa Riadi.
Astawa Riadi antara lain memaparkan tentang perubahan status beberapa ruas jalan yang dulunya menjadi wewenang provinsi, diambilalih menjadi tanggung jawab nasional, sehingga luas jalan provinsi yang semula 850,63 kilometer berubah menjadi 743,34 km. Sedangkan ruas jalan nasional mengalami penambahan dari 500 km menjadi 629,39 km.
Pertemuan juga diisi paparan dari Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Ir KGS Saiful Anwar MT. Dia menyampaikan tentang kajian teknis terhadap kinerja jaringan jalan antara Bali Selatan dengan Bali Utara, sehingga ketimpangan pembangunan pariwisata di daerah Bali Selatan dengan Bali Utara yang diakibatkan oleh terbatasnya akses dan lamanya waktu tempuh dapat disolusikan. Ke depannya dicanangkan pembangunan shortcut jalan Mengwitani–Singaraja. 7 ant
1
Komentar